Perang Dagang, Trump dan Xi Jinping Sepakat Lanjutkan Negosiasi

Minggu, 30 Juni 2019 13:23 WIB

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di sela KTT G20, di Jepang, 28-29 Juni 2019.[REUTERS]

TEMPO.CO, Osaka - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping telah sepakat untuk bernegosiasi ulang terkait perang dagang. Hal ini disampaikan Trump kepada wartawan di sela-sela pertemuan dengan pemimpin dunia di KTT G20, Osaka Jepang.

Baca: Jokowi Harap Pertemuan Trump - Xi Jinping Hasilkan Terobosan

"Minimal pertemuan itu akan produktif. Kami akan melihat apa yang kemudian akan terjadi dan apa yang bisa dihasilkan," kata Trump seperti dikutip Reuters, pada Ahad, 30 Juni 2019. Seperti diberitakan Reuters, pertemuan antara Trump dengan Jinping berlangsung selama satu jam.

Trump mengatakan pertemuan itu telah berada di jalur yang seharusnya. Dia mengatakan prioritas pertemuan itu adalah untuk mencapai kesepakatan dua arah guna meningkatkan perekonmian Amerika Serikat.

Selain itu, Trump juga mengatakan pemerintah AS akan menunda sementara pemberlakuan kenaikan tarif baru kepada Cina. Seperti diketahui sebelumnya, Trump mengumumkan akan menambah kenaikan tarif baru terhadap barang asal Cina senilai US$ 300 miliar.

Advertising
Advertising

"Saya berjanji, setidaknya untuk saat ini kami tidak akan menaikkan tarif. Kami tidak akan melakukan itu," kata Trump kepada wartawan pada konferensi pers penutupan KTT G20, seperti dikutip dari CNN, Ahad 30 Juni 2019.

Kendati demikian, Trump melanjutkan, pemerintahannya tidak akan menghapus pengenaan tarif yang telah dilakukan. Adapun pada akhir 2018, pemerintahan Trump telah memutuskan untuk menaikkan biaya tarif tambahan senilai US$ 250 miliar kepada Cina.

Selain itu, dalam konferensi persnya, Trump mengatakan pemerintah AS akan memperbolehkan perusahaan AS menjual produk mereka kepada Huawaei. Dia mengatakan, keputusan ini dilakukan supaya perusahaan AS bisa tetap beroperasi.

Baca: Trump Ancam Tarif Mahal, Vietnam Janji Tambah Impor LNG dari AS

Lebih jauh Trump menyebut keputusan ini sangat rumit karena menyangkut teknologi yang hanya bisa diproduksi oleh AS. "Saya katakan tidak apa-apa, kami akan menjual terus produk tersebut," katanya dalam konferensi pers saat penutupan pertemuan di Osaka.

REUTERS

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

48 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

12 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

17 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya