Perusahaan Garmen Sebut Perang Dagang Beri Pengaruh Positif

Rabu, 26 Juni 2019 11:48 WIB

Presiden Komisaris PT Golden Flower Tbk. Po Sun Kok saat memberikan sambutan saat gelaran Initial Public Offering (IPO) emiten POLU di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu 26 Juni 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - PT Golden Flower Tbk. perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garmen dan tekstil menyatakan bahwa adanya perang dagang atau trade war antara Amerika Serikat dengan Cina justru membuat untung. Sebab, banyak barang-barang yang diproduksi di Cina tak bisa langsung di ekspor ke Amerika Serikat.

BACA: Ditanya Masukan untuk Indonesia, Bank Dunia Ingatkan Ada Awan Hitam

"Buat kami trade war pengaruhnya positif. Salah satunya, banyak produksi barang Cina yang tidak bisa ekspor langsung ke Amerika Serikat maka harus lewat Indonesia," kata Presiden Komisaris Golden Flower Po Sun Kok kepada awak media di Gedung Bursa Efek, Jakarta Selatan, Rabu 26 Juni 2019.

Golden Flower merupakan perusahaan yang juga masuk sebagai Original Equipment Manufacturer atau barang asli yang melayani produksi garmen merek premium global seperti Calvin Klein, Ann Taylor, J. Kru, Tommy Hilfiger, Ralp Lauren dan DKNY. Dalam sebulan, perusahaan memiliki kapasitas produksi 700 ribu potong pakaian.

BACA: KTT ASEAN, RCEP Diyakini Akan Bangkitkan Perdagangan Global

Advertising
Advertising

Tahun depan perseroan akan meningkatkan produksi hingga mencapai 900 ribu. Saat ini, perseroan mempekerjakan lebih dari 3.000 pekerja di 8 fasilitas produksi yang terdiri dari 5 sewing unit, penyimpanan kain, cutting unit, dan finishing unit, serta keseluruhan jumlah mesin garmen sebanyak 4.080 unit.

Po juga menjelaskan, perang dagang juga membuat tarif impor atau bea masuk ke negara Amerika Serikat juga menjadi lebih kompetitif. Salah satunya, kompetisi tarif dengan negara Vietnam. Dengan adanya perang dagang, kata Po, Vietnam bukan lagi menjadi negara yang paling murah tapi sama dengan Indonesia terkait tarif bea impor masuk.

"Apalagi, kalau dibandingkan Vietnam dengan Indonesia, Indonesia jauh lebih lama riwayatnya. Tentunya lebih pengalaman untuk memproduksi baju yang high class dengan brand bagus-bagus," kata Po Sun Kok.

Sebelumnya, Golden Flower mengumumkan menjadi perusahaan terbuka lewat pencatatan sahamnya melalui Initial Public Offering atau IPO di Bursa Efek Indonesia pada Rabu, 26 Juni 2019. Golden Flower emiten dengan kode saham POLU telah tercatat menjadi emiten ke-17 yang melantai di bursa saham pada 2019.

Saat IPO, perusahaan melempar 150 juta lembar saham baru ke publik yang setara dengan 20 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor. Adapun saat dilepas saham emiten dengan kode saham POLU ini menjual sahamnya sebesar Rp 288 per lembar.

Selain itu, dengan adanya IPO perusahaan menargetkan mendapat dana segar sebesar Rp 43,2 miliar. Seluruh dana tersebut akan digunakan untuk modal usaha terutama membeli mesin produksi baru untuk meningkatkan kapasitas.

Baca berita tentang Perang Dagang lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

5 jam lalu

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

Tuan rumah jadi juara umum dengan dua gelar di Thailand Open 2024, tiga gelar lainnya diraih Cina, India, dan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

1 hari lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

2 hari lalu

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

4 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

4 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

4 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya