Buwas: Jutaan Ton Beras Bulog Terancam Membusuk

Jumat, 21 Juni 2019 14:00 WIB

Stok beras di gudang Bulog Jakarta.(dok.Kementan)

TEMPO.CO, Sukoharjo - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (biasa disapa Buwas), mengeluhkan penerapan skema Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) yang tidak menggunakan beras milik Bulog. Menurutnya, jutaan ton beras yang tersimpan di gudang-gudang kini Bulog tinggal menunggu waktu untuk membusuk.

Baca juga: Penerima BPNT Didorong Serap 70 Persen Beras Bulog

Menurut Buwas, pada saat ini Bulog terus menyerap beras dari petani sebesar 10 ribu ton setiap hari. "Sesuai penugasan yang diamanatkan kepada Bulog," kata dia saat ditemui di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jum'at 21 Juni 2019.

Saat ini, beras yang telah telah dikumpulkan Bulog mencapai 2,3 juta ton. "Tersimpan di gudang-gudang Bulog yang ada di berbagai daerah," katanya.

Namun, saat ini Bulog tidak menyalurkan beras simpanannya keluar. Penyebabnya, mereka tidak ikut dilibatkan untuk menyediakan beras untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). "Sehingga kami hanya menyerap beras tanpa memiliki kesempatan untuk menyalurkannya," kata Buwas. Hal itu berbeda dengan kondisi saat Bulog dilibatkan dalam menyalurkan beras dalam skema Batuan Sosial Beras Sejahtera.

Advertising
Advertising

Buwas mengkhawatirkan kondisi beras yang tersimpan di gudang akan terus menurun kualitasnya. "Ujung-ujungnya membusuk," katanya. Padahal, Bulog sudah mengeluarkan banyak anggaran untuk menyerap beras dari para petani.

Menurut dia, kondisi ini disebabkan oleh banyaknya kartel yang masih ingin bermain dan mengambil keuntungan dari penyaluran bantuan tersebut. "Mereka berani melawan perintah presiden, wakil presiden hingga menteri," kata Buwas.

Meski tidak menyebut secara jelas pihak yang ditudingnya, Buwas menyebut bahwa sebagian dari orang-orang kartel tersebut berada di dalam pemerintahan. "Mereka adalah oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan," katanya.

Baca: Jokowi Minta Stop Beras yang Hitam, Berkutu, dan Berjamur

Dia juga menyebut perilaku tersebut sebagai pengkhianat bangsa dan negara. Alasannya, pangan merupakan sebuah kebutuhan pokok bagi masyarakat. "Ujung-ujungnya masyarakat yang akan dirugikan," tutur Kepala Bulog

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

16 jam lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

20 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

21 jam lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

9 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

10 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

10 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

11 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya