Perang Dagang AS-Cina, Sri Mulyani: Belum Ada Titik Temu

Selasa, 11 Juni 2019 14:48 WIB

Kapal Perang AS dan Jepang menggelar latihan perang bersama di Laut Cina Selatan di tengah ketegangan perang dagang AS dan CIna pada Jumat, 31 September 2018. Express.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertemuan negara-negara anggota G20 yang dilaksanakan di Jepang baru-baru ini belum mengubah tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Negara-negara G20 sebelumnya meminta adanya solusi untuk meredam ketegangan dua negara ini.

Baca: Forum G20, Bank Indonesia Minta Perang Dagang Diwaspadai

“Sebelum pertemuan tingkat leaders di Osaka pada akhir bulan ini, harus ada semacam jembatan antara Amerika, RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dan negara-negara lain. Namun (setelah G20), posisinya belum berubah,” ujar Sri Mulyani saat ditemui seusai acara halalbihalal di kantor Kementerian Keuangan, Selasa, 11 Juni 2019.

Menurut Sri Mulyani, dalam pertemuan itu, Cina menginginkan penyelesaian sengketa dagang kedua negara dilakukan secara multilateral. Artinya, penyelesaian konflik ini dilakukan dengan melibatkan beberapa negara.

Sementara itu, Amerika Serikat menghendaki penyelesaian konflik dagang dengan Cina dilakukan secara bilateral. Dengan demikian, Amerika Serikat dan Cina melakukan perjanjian kerja sama hanya khusus dua negara, tanpa campur tangan negara lain.

Dengan sentimen perang dagang yang belum mereda, pertemuan G20 menyepakati negara-negara anggota mewaspadai adanya pelemahan laju perdagangan ekonomi global. Berdasarkan prediksi para ekonomis, ujar Sri Mulyani, sengketa dagang Amerika dan Cina membuat risiko dagang makin tajam tahun ini.

Advertising
Advertising

Adapun tensi perdagangan akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,5 persen. Angka ini lebih besar dari perhitungan sebelumnya yang hanya sebesar 0,2 persen. Karena itu, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), dan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global bakal merosot dan volume perdagangan internasional mengalami pelemahan.

“Bahkan ini melemah terendah sejak krisis ekonomi 2008. Ekonomi (global) hanya tumbuh 2,6 persen. Dulu ekonomi dunia tumbuh cukup sehat, bisa mencapai 5 atau 6 persen,” ucap Sri Mulyani.

Baca: G20 Ingatkan Risiko Perang Dagang AS-Cina terhadap Pertumbuhan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Senin waktu Washington DC, mengatakan siap memberlakukan tarif hukuman yang lebih tinggi lagi untuk produk impor dari Cina. Hal ini akan ia lakukan jika tidak dapat membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan dengan Presiden Cina pada pertemuan puncak KTT G20, akhir bulan ini.

Trump mengatakan, setelah pertemuan KTT G20 ia berancang-ancang untuk mengenakan tarif senilai minimal US$ 300 miliar atas barang-barang impor dari Cina.
Tapi, dia masih berpikir pertemuan dengan Xi akan terjadi di Osaka. Saat ini Amerika Serikat telah mengenakan tarif 25 persen untuk barang Cina, dengan nilai US$ 250 miliar.

Simak perkembangan perang dagang Amerika Serikat-Cina di Tempo.co

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANTARA

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

11 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

16 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

19 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

20 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya