TEMPO.CO, Jakarta - Pada pertemuan negara-negara G20 di Fukuoka, Jepang, Bank Indonesia menegaskan pentingnya kelanjutan agenda reformasi di sektor keuangan untuk memitigasi risiko dan mengatasi kerentanan. Bank Indonesia juga menekankan pentingnya bauran kebijakan makroekonomi dalam mengatasi excessive imbalances.
Baca: Inflasi Mei 0,68 Persen, BPS: Berbarengan dengan Momen Ramadan
Perekonomian global menunjukkan perkembangan positif pada kuartal pertama tahun 2019, dan diperkirakan akan terus membaik di tahun 2020, sebagaimana proyeksi pada bulan April 2019. Meski demikian, BI melihat tren positif tersebut masih dibayangi beragam faktor risiko yang dapat menyebabkan perlambatan seperti peningkatan tensi perdagangan imbas perang dagang, belum jelasnya penyelesaian Brexit, serta kerentanan di sektor keuangan yang meningkat di tengah rendahnya suku bunga.
Terkait dengan tensi perdagangan yang kembali meningkat, G20 menilai inflasi ini berdampak negatif bagi ekonomi global, serta mempengaruhi keyakinan dunia usaha/investor.
"Bila berlanjut tanpa solusi, tensi perdagangan akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,5 persen, lebih besar dari perhitungan sebelumnya yang hanya sebesar 0,2 persen," ungkap Kepala Departmen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam siaran pers, Senin 10 Juni 2019.
Oleh karena itu, BI mengharapkan negara-negara G20 tidak berpuas diri atas perkembangan positif yang ada, melainkan terus berupaya memitigasi risiko yang mengemuka. Negara-negara G20 juga mesti bersiap untuk mengimplementasikan kebijakan yang diperlukan.
Sementara itu, BI menyadari pula bahwa dukungan bagi pertumbuhan ekonomi global akan menjadi lebih efektif jika terdapat joint action untuk meningkatkan kerangka koordinasi internasional. Onny Widjanarko menuturkan salah satu upaya yang dilakukan oleh otoritas Indonesia adalah upaya pendalaman pasar keuangan.
"Terkait hal tersebut, Bank Indonesia memandang laju implementasi agenda reformasi sektor keuangan yang beragam [fragmented] di banyak negara perlu menjadi perhatian dan diatasi dengan meningkatkan kerja sama dan sharing informasi antar otoritas dari negara lain," kata Onny.
Baca juga :Pemudik Tingkatkan Perekonomian Daerah, Ganjar Berterima Kasih
Hal-hal tersebut mengemuka dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral serta Deputi Keuangan dan Bank Sentral negara-negara G20 di Fukuoka, Jepang pada 6-9 Juni 2019 dihadiri oleh delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dan Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo.
BISNIS