Bank Indonesia Isyaratkan Penurunan Suku Bunga

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Selasa, 11 Juni 2019 11:54 WIB

Bank Indonesia: Waspadai Suku Bunga The Fed Tahun Depan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal tipis tentang kebijakan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini sejalan dengan rencana kalibrasi bauran kebijakan untuk mendorong ekonomi.

Baca: Menjelang Libur Lebaran, IHSG dan Rupiah Menguat Tajam

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan akan terus mengkalibrasi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam artian, BI akan merespons lebih jauh, baik dari sisi suku bunga, kecukupan dari likuiditas, relaksasi makroprudensial, akselerasi pendalaman pasar keuangan, sistem pembayaran dan ekonomi keuangan syariah. "Kami akan review dari waktu ke waktu dengan melihat kondisi global," kata Perry di sela-sela halalbihalal, Senin 10 Juni 2019.

Perry menambahkan, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan dengan terus bersinergi pemerintah dengan OJK dan LPS dengan dunia usaha, serta dunia perbankan dan sektor keuangan.

Kepala Ekonom PT Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro menuturkan, sebelum ini Bahana sudah berpendapat bahwa pemotongan suku bunga BI akan tergantung pada momentum sehingga Rupiah akan tetap stabil. Kini, ia melihat kondisi sekaranglebih mendukung bagi penurunan suku bunga BI, yaitu ketika peningkatan rating kredit Indonesia dari S&P, sinyal penurunan suku bunga AS, pelemahan dolar AS, penurunan imbal hasil surat utang AS, penurunan tajam harga minyak, dan pemotongan suku bunga yang sudah dilakukan oleh sejumlah bank sentral di Asia.

Advertising
Advertising

"Kami ragu jika faktor-faktor ini akan kembali terjadi pada waktu bersamaan lagi tahun ini, sehingga bulan ini adalah waktu yang tepat bagi bank sentral untuk memotong suku bunga dari level 6 persen," ujar Satria, Senin.

Satria menambahkan BI seharusnya tidak perlu khawatir terkait dengan tekanan di neraca perdagangan karena kondisi ini tidak menghalangi bank sentral di Asia Pasifik untuk memangkas suku bunga.

Baca: Harga Tiket Pesawat Turun, BI Prediksi Inflasi Mei 0,47 Persen

Dalam dua bulan terakhir, bank sentral Australia, India, Malaysia and Filipina telah memangkas suku bunga sebagai antisipasi pelemahan ekonomi di dalam negeri. "Penurunan suku bunga diambil meskipun negara-negara ini mengalami pelemahan ekspor yang menghantam neraca eksternalnya. Kami melihat ini adalah fenomena global," kata Satria.

Sebaliknya, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) Ryan Kiryanto menilai risiko pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia pada bulan ini lumayan besar. "Jangan dulu, lihat inflasi Juni yang kayaknya masih cukup tinggi sebagai ekses Lebaran," kata dia.

BISNIS

Berita terkait

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya