April, Dana Pihak Ketiga Perbankan Melambat 0,4 Persen

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 2 Juni 2019 18:51 WIB

Pegawai Bank Riau-Kepri menyiapkan uang kertas baru saat membuka layanan penukaran uang oleh Bank Indonesia (BI), BRI dan Bank Riau-Kepri di Kota Pekanbaru, Riau, Senin 13 Mei 2019. BI menggandeng bank umum untuk membuka layanan penukaran uang untuk keperluan Idul Fitri 1440 Hijriah, yang mengambil lokasi di pasar tradisional dan pusat perkantoran. ANTARA FOTO/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan nasional melambat sebesar 0,4 persen per April 2019. Bank Sentral mencatat, pada April, DPK tumbuh 5,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sementara pada Maret mencapai 6,3 persen (yoy).

BACA: Eksklusif: Bos Rabobank Blak-blakan Soal Isu Tutup di Indonesia

Mengutip data Bank Indonesia, DPK pada periode April mencapai Rp 5.445,9 triliun. Padahal, pada tiga bulan sebelumnya pertumbuhan DPK (yoy) mulai merangkak naik dari 5,1 persen (Januari), 5,8 persen (Februari), dan 6,3 persen (Maret).

Seperti dilansir Bisnis.com pada Ahad, 2 Juni 2019, BI mengidentifikasi penyebab perlambatan itu terutama dipicu oleh komponen giro valas dan simpanan berjangka. Giro valas pada April 2019 terkoreksi negatif, atau turun 2,4 persen yoy.

Advertising
Advertising

Kinerja penghimpunan dana oleh perbankan tersebut mengonfirmasi Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia pada April 2019. Survei ini menunjukkan penurunan komposisi pendapatan rata-rata nasabah yang akan disimpan di bank.

Adapun koreksi negatif pada giro valas didorong oleh nasabah korporasi di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sementara itu simpanan berjangka yang pertumbuhannya terhambat oleh nasabah korporasi di DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Di sisi lain, pertumbuhan tabungan tercatat naik, dari 6,6 persen yoy per Maret 2019, menjadi 6,7 persen yoy pada April 2019. Utamanya hal ini disokong oleh nasabah korporasi. Akan tetapi pangsa tabungan masih didominasi oleh perseorangan, yakni sebesar 92,3 persen.

Baca juga: AFPI: Fintech Tak Bakal Mendisrupsi Bank

Adapun perlambatan pertumbuhan DPK seiring dengan pergerakan suku bunga yang bergerak bervariasi. Rata-rata tertimbang suku bunga simpanan bertenor 1 bulan turun dari 6,84 persen menjadi 6,80 persen. Pada saat yang sama suku bunga simpanan bertenor 3 bulan dan 6 bulan relatif stabil pada angka 6,38 persen dan 7,36 persen.

Suku bunga simpanan berjangka waktu 12 bulan dan 24 bulan yang tercatat naik. Suku bunga deposito bertenor 12 bulan naik dari 6,87 persen menjadi 6,93 persen, sedangkan tenor 24 bulan dari 7,26 persen menjadi 7,29 persen.

Baca topik terhangat seputar perbankan dan permasalahan lainnya di Tempo.co.

BISNIS

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

34 menit lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

15 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya