Jawab Kritik Soal Utang, Kemenkeu: Dalam Sebulan Turun Rp 38,6 T

Reporter

Caesar Akbar

Sabtu, 18 Mei 2019 22:37 WIB

Ilustrasi Hutang. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti menjawab kritik mengenai utang pemerintah. Ia mengakui bahwa secara nominal utang pemerintah bertambah jika dihitung sejak akhir April 2018.

Baca juga: Utang Pemerintah per April 2019 Turun Rp 3.886 T

Namun, ia berujar dalam satu bulan terakhir angkanya sudah mengalami penurunan Rp 38,6 triliun. "Ini berarti dalam satu bulan bisa turun 11 persen lebih dibandingkan dengan kenaikan tersebut," kata Nufransa dalam pesan singkat, Sabtu, 18 Mei 2019.

Di samping itu, Nufransa mengatakan kebijakan pembiayaan melalui utang itu sejatinya bukan hanya keputusan pemerintah semata. Kebijakan itu, ujarnya, adalah produk bersama antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat. "Sudah disetujui wakil rakyat yang duduk di DPR."

Lagipula, ujar Nufransa, kegiatan yang dibiayai dari utang itu telah menghasilkan aset bagi negara. Aset itu ada yang berwujud nyata seperti infrastruktur, maupun yang tidak berwujud seperti sumber daya manusia yang berkualitas. Aset tersebut dinilai dapat menjadi pengungkit bagi perekonomian.

"Hasilnya terlihat cukup nyata dan dinikmati seluruh golongan, di mana terlihat angka kemiskinan dapat diturunkan menjadi hanya satu digit sebesar 9,66 persen dan angka tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,01 persen," kata Nufransa.

Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan I 2019 menyentuh US$ 387,6 miliar. Angka tersebut tersebut tumbuh 7,9 persen ketimbang tahun lalu, atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya.

Atas catatan itu, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance alias Indef Bhima Yudhistira menyebut pemerintah terlalu agresif dalam menerbitkan utang di tengah kondisi global dan domestik yang meningkat resikonya.

Terlebih imbas suku bunga mahal membuat bunga utang SBN secara rata-rata tinggi di 7-8 persen. "Konsekuensinya beban cicilan pokok dan pembayaran bunga utang makin tekan APBN," kata Bhima.

Padahal, ujar Bhima, utang terbukti belum mampu ciptakan stimulus untuk perekonomian. Kata dia, pembangunan infrastruktur yang didanai utang beberapa ada yang under capacity atau dibawah kapasitas penggunaan karena rencana kurang matang. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi juga tercatat hanya 5 persen.

"Besarnya front loading utang di awal tahun faktanya belum mampu dorong konsumsi rumah tangga di kuartal I. Bisa dicek konsumsi hanya tumbuh di 5 persen," kata Bhima. Padahal, pemerintah sudah banyak menggelontorkan biaya untuk belanja, misalnya untuk bantuan sosial, dana desa, gaji pegawai dan belanja pemilu yang sebagian didanai dari pinjaman.

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

9 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

10 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

10 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

10 hari lalu

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

Ditjen Bea Cukai menanggapi pemberitaan penetapan bea masuk untuk produk sepatu impor yang dibeli oleh konsumen sebesar Rp 31,8 juta.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

11 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

12 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

12 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya