BI Sebut Dana Asing Keluar Akibat Perang Dagang AS-Cina

Jumat, 17 Mei 2019 14:38 WIB

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Businessturkeytoday.com/

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan pasar keuangan di Indonesia kembali mendapat tekanan akibat ketegangan atau perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Ketegangan yang terjadi berdampak langsung ke banyak negara, terutama negara-negara berkembang.

Baca: Khawatir THR Telat Cair, Tjahjo Kumolo Surati Sri Mulyani

"Year to date (ytd) sampai dengan Mei, bisa dikatakan net-nya adalah capital outflow hampir di semua instrumen," kata Dody dalam acara Penandatanganan Perjanjian Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial di Pasar Uang di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Mei 2019.

Padahal sebelumnya arus modal year to date sejak Januari hingga April masih mencatatkan capital inflow secara signifikan. "Jadi pertanyaannya, apakah ini akan terus berlangsung? Apakah ini permanen? " ujarnya.

BI berharap situasi ini hanya berlangsung sementara. Sebabnya dampak perang dagang terasa bagi perekonomian negara berkembang seperti Indonesia.

Saat ini perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang semula sempat mereda kembali memanas. Pemerintah Amerika di bawah Presiden Donald Trump pada 11 Mei 2019 menaikkan tarif impor 25 persen untuk 5.700 jenis barang produk Cina. Tiga hari kemudian, giliran Cina yang menaikkan tarif impor barang dari Amerika Serikat senilai US$60 miliar atau sekitar Rp 870 triliun yang berlaku mulai 1 Juni mendatang.

Advertising
Advertising

Selain itu, Dody juga menjelaskan bagaimana pada April 2019, neraca perdagangan mengalami defisit hingga US$ 2,5 miliar. Angka pertumbuhan ekonomi juga berada di bawah perkiraan semua pihak, termasuk BI. Terakhir pada kuartal I 2019 misalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,07 persen, di bawah perkiraan BI sebesar 5,2 persen.

Kemudian, kata Dody, BI tidak menyangka bahwa realisasi investasi cukup rendah. Pada 30 April 3019, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi kuartal I-2019 mencapai Rp 195,1 triliun atau naik 5,3 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, angka ini lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 11,8 persen yoy.

Semua kondisi ini, kata Dody, berawal dari dampak perang dagang AS-Cina. Salah satunya membuat perdagangan dunia melambat dan berpengaruh ke kinerja ekspor Indonesia. Untungnya kinerja konsumsi Indonesia masih cukup bertahan sehingga masih bisa membawa ekonomi Indonesia tumbuh 5,07 persen.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya