Rini Soemarno dan Budi Karya Hadiri Rapat Soal Tiket Pesawat

Senin, 6 Mei 2019 10:39 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya (kiri) dan Menteri BUMN Rini Soemarno saat mengikuti rapat terbatas pengelolaan transportasi Jabodetabek di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 8 Januari 2018. Pengelolaan transportasi, baik intramoda maupun antarmoda diharapkan dapat mengurai kemacetan secara efektif dan mengurangi penggunaan mobil pribadi secara besar-besaran. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Urusan Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hadir dalam rapat pembahasan mengenai harga tiket pesawat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin 6 Mei 2019. Kementerian menjadwalkan pertemuan ini dimulai pukul 09.30 WIB.

Baca juga: Rini Soemarno: Garuda Tak Langgar Aturan Tarif Tiket Pesawat

Berdasarkan pantauan Tempo, dengan mengenakan kemeja batik Menteri Perhubungan Budi Karya hadir lebih dahulu sekitar pukul 09.28 WIB. Sepuluh menit kemudian, Menteri BUMN Rini Soemarno datang dengan mengenakan kemeja berwarna putih dipadu batik dan celana pajang warna hitam.

Sebelumnya, rapat mengenai harga tiket tersebut dijadwalkan pada Jumat 26 April 2019. Namun, rapat tersebut kemudian ditunda hingga pada 6 Mei 2019. Selain kedua menteri itu, tiga orang direksi Garuda Indonesia dijadwalkan hadir dalam rapat ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya berjanji bakal mengelar rapat khusus untuk membahas tiket pesawat. Pertemuan ini digelar berkaitan dengan aturan soal tarif tiket batas atas dan batas bawah. Sebab selama ini, aturan tersebut dinilai belum jelas sehingga tidak semua maskapai mematuhi peraturan itu.

"Perlu ada aturan yang jelas, mengenai batas atas dan batas bawah itu supaya dipatuhi semua," kata Darmin ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis 24 April 2019. Pertemuan dilakukan karena harga tiket pesawat saat ini dianggap masih mahal. Padahal sebentar lagi merupakan momentum Idul Fitri dan Lebaran.

Sebelumnya, Budi Karya mengatakan telah meminta bantuan kepada Darmin terkait persoalan tarif tiket pesawat yang masih dianggap mahal saat ini.

"Tadi saya laporkan tarif belum kondusif. Kami minta kepada Kementerian Perekonomian dan Kementerian BUMN untuk turut serta juga untuk mengatur tarif dari penerbangan," kata Budi Karya ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Budi Karya melanjutkan, permintaan untuk ikut mengatur tarif tersebut dikhususkan kepada maskapai yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Terutama adalah maskapai Garuda Indonesia yang menjadi market leader di industri penerbangan.

Menurut Budi, karena Garuda market leader, jika dia menetapkan tarif batas atas maka maskapai yang lain pasti akan mengikuti. Sebaliknya, jika tiket pesawat Garuda turun sebagian, maskapai yang lain juga akan turun.

Berita terkait

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

13 jam lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

2 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

2 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 25 April 2024, dimulai dari program unggulan Prabowo - Gibran telah dibahas oleh Presiden Jokowi di RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

4 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

4 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Bandara Panua Pohuwato yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

6 hari lalu

7 Fakta Bandara Panua Pohuwato yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato pada hari ini, Senin, 22 April 2024. Berikut 7 fakta Bandara Panua Pohuwato, Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

7 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

MRT Bundaran HI - Kota Capai 33 Persen, Menhub Apresiasi Kerjasama Indonesia - Jepang

10 hari lalu

MRT Bundaran HI - Kota Capai 33 Persen, Menhub Apresiasi Kerjasama Indonesia - Jepang

Proyek MRT senilai Rp 4,2 triliun itu sudah mencapai 33 persen hingga Maret 2024. Sebagian besar pendanaan proyek berasal dari pinjaman Jepang.

Baca Selengkapnya