Lima Pelecehan Seksual yang Terjadi di Transportasi Publik
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Martha Warta Silaban
Sabtu, 27 April 2019 13:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Seorang perempuan diduga mengalami tindakan pelecehan di atas kereta KA Sembrani Nomor 48 milik milik PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI. Saat itu, korban berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta, pada Senin 22 April 2019 dan hendak menuju Stasiun Surabaya Pasarturi, Surabaya, Jawa Timur. Sementara kejadian pelecehan ini terjadi pada Selasa dini hari, pukul 02.00 WIB, 23 April 2019, atau 30 menit setelah kereta melewati Stasiun Tawang, Semarang.
BACA:
Usai kejadian, VP Public Relations KAI Edy Kuswoyo menyampaikan permohonan maaf dari perusahaannya. Edy juga menyebut bahwa korban dan pelaku sudah dipertemukan langsung di kereta saat kejadian. “Pelaku sudah meminta maaf dan keduanya sepakat untuk menyelesaikan secara kekeluargaam dan tidak memprosesnya lebih lanjut,” kata Edy dalam keterangan resminya.
Kendati demikian, kejadian ini menambah daftar panjang tindak pelecehan yang terjadi di transportasi publik dalam beberapa tahun terakhir. Tempo mencoba menghimpun tindakan pelecehan tersebut dan berikut di antaranya:
1. Pelecehan di Bus Transjakarta
Sebulan kemudian, seorang lelaki juga kedapatan melecehkan penumpang perempuan di bus Tranjakarta ditelanjangi oleh para penumpang. Peristiwa itu terjadi Senin, 1 September 2014, di koridor VIII jurusan Harmoni-Lebak Bulus. Pelaku dan korban sama-sama berada di bus gandeng Damri bernomor 5080.
"Saat itu bus tidak terlalu padat. Pelaku tiba-tiba memegang bokong korban dari belakang. Waktu itu, mereka sama-sama berdiri," kata juru bicara Badan Layanan Umum Transjakarta, Sri Ulina Pinem, Selasa, 2 September 2014.
Pelaku bernama Yeremias H. yang berdomisili di Tambora, Jakarta Barat. Dia meremas bokong korban di dalam bus selepas halte Kebayoran Baru. Korban yang tidak mengira mendapat perlakuan itu langsung berteriak keras sehingga menarik perhatian petugas keamanan Transjakarta. "Pelaku kami tangkap dan dibawa ke halte Lebak Bulus," ujar Sri.
Petugas meminta korban untuk melaporkan kasus ini ke kepolisian. Namun korban enggan melapor karena khawatir namanya bakal diekspos media massa. Atas saran sejumlah penumpang, pelaku akhirnya diberi hukuman di tempat. "Mereka menelanjangi pelaku lalu memajangnya di halte agar pelaku jera," tutur Sri.