Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali terpilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik tahun 2019. Penghargaan ini diraih Sri Mulyani untuk ketiga kalinya setelah tahun 2017 dan 2018 lalu. ANTARA/Wahyu Putro A
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan strategi dalam menghadapi kondisi ketidakpastian atau volatilitas ekonomi global. Menurut Sri Mulyani, pemerintah ingin tetap mendorong pertumbuhan ekonomi meski kondisi ekonomi dunia tengah melambat.
Sri Mulyani mengatakan untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah kondisi ekonomi global menengah bisa dilakukan lewat menjaga sektor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dengan tetap menjaga pertumbuhan konsumsi baik pemerintah dan masyarakat.
"Inflasi tetap stabil rendah penting sekali, persediaan barang juga, apalagi ini menjelang puasa dan lebaran. Jadi sangat penting agar inflasi tidak meningkat pada musim ini sampai dengan pertengahan tahun," kata Sri Mulyani ditemui di Hotel Shangri La, Jakarta Selatan, Rabu 24 April 2019.
Dalam asumsi ekonomi di APBN 2019, tahun ini pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun bisa mencapai 5,3 persen. Adapun lembaga internasional seperti International Monetary Fund atau IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal berada di angka 5,2 persen tahun ini.
Selain itu, kata Sri Mulyani, untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga menyiapkan strategi fiskal lewat pemberian gaji ke-13. Kemudian, pemberian tunjangan hari raya atau THR juga menjadi bagian kebijakan ekonomi untuk menjaga daya beli masyarakat.
Kemudian, pemerintah juga akan fokus menjaga pertumbuhan investasi. Meskipun kenaikan suku bunga ikut mempengaruhi datangnya investasi, pertumbuhan kredit dari perbankan tetap menunjukkan tren yang positif. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan kredit saat ini masih berada di angkat 12-13 persen hingga saat ini.
Selanjutnya, mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini mengatakan pemerintah juga akan menggenjot ekspor. Pemerintah berencana memperluas pasar non tradisional yang selama ini belum banyak dikerjakan oleh Indonesia. Adapun pasar non tradisional yang dimaksud Sri Mulyani adalah Asia Selatan, India dan juga Afrika.
"Itu yang terus kami akan lakukan sehingga pertumbuhan ekonomi lebih baik dan tinggi," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
2 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.