Pemerintah Segera Bentuk Otorita Transportasi Publik Jakarta

Reporter

Caesar Akbar

Selasa, 23 April 2019 17:10 WIB

Menteri Pembangunan dan Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro saat memberikan opening speech dalam acara penandatanganan kerjasama (financial closing) proyek investasi di bidang infrastruktur di Hotel Nikko, Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali, Sabtu, 13 Oktober 2018. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan solusi persoalan transportasi umum di kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya adalah dengan adanya semacam badan otorita khusus.

Baca juga:
MRT Jakarta Diresmikan, Begini Etika Menaiki Transportasi Umum

"Bukan seperti Otorita Batam atau yang lain di Indonesia. Itu semacam otoritas untuk satu jenis pelayanan publik, misalnya transportasi, yang mencakup wilayah metropolitan," ujar Bambang di Hotel The Westin, Jakarta, Selasa, 23 April 2019.

Nantinya, kata Bambang, seluruh unsur pemerintah terkait juga akan terlibat. Mereka akan berandil secara finansial maupun pengambilan keputusan. Namun, pengambil keputusan akhir adalah otorita tersebut dan tetap melibatkan pemerintah pusat.

"Jadi tidak lagi bergantung daerah mau membangun apa kemudian dikombinasikan," ujar Bambang.

Dengan adanya otorita itu, pemerintah bisa merencanakan sejak awal akan membangun moda transportasi apa dengan trayek ke mana saja.

Bambang menyebut pembentukan otorita itu kini sedang dalam proses. Ia berharap tahun ini sudah ada kemajuan dari rencana tersebut. "Kami akan menjadikan DKI Jakarta sebagai percontohan pembentukan otorita transportasi publik, khususnya BRT, MRT, dan LRT."

Mengenai telah adanya Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek alias BPTJ di bawah Kementerian Perhubungan, Bambang belum menjelaskan secara detail hubungan otorita dengan lembaga tersebut. "Ini BPTJ yang diperkuat justru. Nanti itu masalah nama dan organisasi. Yang pasti ini BPTJ yang diperkuat dan punya otoritas," kata Bambang lagi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menggelar rapat terbatas tentang pengelolaan transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Dalam pengantarnya, Jokowi meminta agar pengintegrasian sistem dan pengelolaan jaringan transportasi perkotaan antarwilayah segera dilakukan.

"Seperti yang pernah saya sampaikan kemacetan di Jakarta Bogor, Tangerang, Bekasi sudah menimbulkan kerugian yang sangat besar," kata Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2019.

Dalam rapat sebelumnya, kata Jokowi, ia telah memaparkan temuan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang menyebut kemacetan di Jabodetabek menimbulkan kerugian hingga Rp 65 triliun setiap tahun. Bahkan wakil presiden Jusuf Kalla dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan angka sampai Rp 100 triliun. “Itu jumlah yang sangat besar."

Mantan wali kota Solo ini juga meminta tidak setiap kementerian dan pemerintah daerah membuang perasaan ego sektoral untuk membenahi kemacetan ini. "Saya kira semuanya yang ada adalah kepentingan nasional."

Jokowi menuturkan yang paling penting dari pengelolaan transportasi ini adalah dengan mengintegrasikannya dengan tata ruang dan kesinambungan antarmoda transportasi. "Saya yakin langkah itu akan mengurangi kemacetan di Jabodetabek.”

AHMAD FAIZ

Berita terkait

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

2 jam lalu

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong adanya penyesuaian tarif KRL.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

19 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

2 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

4 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

6 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

7 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

7 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

7 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

8 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

10 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya