AP II Siapkan Skema Integrasi Bandara Soetta-Halim-Kertajati
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Rahma Tri
Jumat, 19 April 2019 16:25 WIB
TEMPO.CO, Bandung —PT Angkasa Pura II tengah menyiapkan skema integrasi lalu-lintas penerbangan tiga bandara, yakni Bandara Soetta (Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusumah dan Kertajati. “Konsep sharing traffic sangat memungkinkan, sehingga Kertajati, Halim, Soekarno-Hatta akan sangat ideal ke depan. Implementasinya akan menjadi konsep multi-airport system,” kata Direktur AP II, Muhammad Awaluddin di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 18 April 2019.
Baca: Tanggapi Prabowo, Luhut Yakin Bandara Kertajati Akan Segera Ramai
Awaluddin mengatakan, tiga bandara tersebut akan saling terintegrasi untuk memudahkan distribusi lalu-lintas penerbangan. “Multi-airport system itu adalah bandara lebih dari satu dan saling terintegrasi. Ini kemudian kita atur sharing traffic tadi, sehingga beban akan lebih terdistribusi,” kata dia usai bertemu dengan Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa.
Awaluddin mengatakan, pertemuan dengan Sekretaris Daerah Jawa Barat tersebut sekaligus membahas soal integrasi tersebut. PT Angkasa Pura II akan menempatkan Bandara Kertajati sebagai bandara penunjang Bandara Soetta. Saat ini sudah tidak ada kendala teknis untuk Bandara Kertajati karena perpanjangan landas pacu, perluasan apron dan taxiway telah rampung.
“Bandara sudah tidak ada masalah lagi karena runway sudah 3 ribu meter. Kemudian apron sangat luas, memadai sekali. Paralel taxiway juga sudah ditebalkan. Dan itu pun investasi dari PT Angkasa Pura II. Belum lagi aset yang dibangun pemerintah (di Kertajati) sudah dilimpahkan ke Angkasa Pura II untuk di operasionalkan. Singkatnya apa yang akan dilakukan dalam waktu dekat,” kata Awaluddin.
<!--more-->
Kendati demikian, implementasi konsep multi-airport system tiga bandara tersebut masih menunggu rampungnya jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu. Namun, distribusi trafik penerbangan akan dicoba dalam waktu dekat dengan layanan penerbangan haji dan umrah. “Sambil menunggu Cisumdawu selesai, upaya kita akan fokus pada haji dan umrah,” kata Awaluddin.
Menurut Awaluddin, sesuai permintaan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ,Kertajati akan berfokus pada penerbangan umrah dan haji. Ridwan Kamil menginginkan hal itu secepatnya bisa dilakukan untuk mendongkrak layanan penerbangan dari Kertajati.
“Kalau Banten dan DKI tetap lebih pas di Soekarno-Hatta karena jaraknya dekat. Tapi kalau Lampung dan Jabar jangan lagi ke Cengkareng. Sangat ideal di Kertajati. Termasuk beberapa daerah di luar provinsi yang non embarkasi haji dan umrah. Contoh Semarang, dan beberapa daerah di Kalimantan, beberapa daerah yang dekat seperti Bengkulu, arahkan ke Kertajati. Sehingga dari Kertajati bisa diangkut dengan pesawat berbadan lebar, itu sangat ideal, dari Ketajati bisa langsung ke Jeddah-Madinah untuk umrah yang lebih rutin, setiap hari,” kata Awaluddin.
Awaluddin mengatakan, rencana itu sudah dibicarakan bersama Menteri BUMN, yang selanjutnya menugasi Garuda Indonesia membuka layanan penerbangan umrah dari Kertajati. “Kalau untuk haji sudah pasti, tapi kalau umrah bergantung maskapai me-manage dengan travel agent haji-umrah, karena itu perlu koordinasi dengan travel agent karena ini wilayah operasionalnya,” kata dia.
Baca: Bandara Kertajati Sepi, Ridwan Kamil: Tong Hariwang
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, rencana tersebut sudah dibahas dalam beberapa pertemuan sebelumnya. PT Angkasa Pura II menindaklanjuti dengan bertemu Menteri BUMN, sementara dirinya membahasnya bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. “Ada bahasan lanjutan nanti dengan maskapai, dalam hal ini Garuda. Ini akan menjadi pemetaan untuk penambahan trafik (Kertajati),” kata dia.
AHMAD FIKRI