Sehari Setelah Pemilu, Rupiah Menguat ke Rp 14.016 Per Dolar AS

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Kamis, 18 April 2019 14:15 WIB

Petugas menghitung rupiah di VIP kawasan Cikini, Jakarta, Rabu, 6 Februari 2019. Kurs rupiah menguat ke posisi Rp 13.947 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu, 6 Februari 2019. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar Rupiah menguat sehari setelah pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2019. Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Rupiah berada di angka Rp 14.016 per dolar Amerika Serikat pada Kamis, 18 April 2019.

Baca: Usai Pilpres 2019, Rupiah Diperkirakan Menguat ke Rp 13.950

Angka tersebut lebih kuat 50 poin ketimbang dua hari sebelumnya. Pada Selasa, 16 April 2019, kurs rupiah berada pada Rp 14.066 per dolar AS. Adapun pada Senin, 15 April 2019, rupiah berada pada level Rp 14.067 per dolar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 13.900 - Rp 14.100 per dolar Amerika Serikat. "Pergerakan itu akan berlangsung pada pekan ini sampai pekan depan, kami belum melihat akan ada faktor yang melemahkan nilai tukar rupiah dari dalam dan luar," ujar dia dalam pesan singkat, Kamis, 18 April 2019.

Bhima memprediksi Indonesia bakal kebanjiran modal asing pasca rampungnya Pemilihan Umum 2019. "Tonenya optimistis," ujar dia. Ia mengatakan optimisme itu disebabkan oleh berjalannya Pemilihan Presiden kemarin secara kondusif dan aman. Dengan lancarnya ajang pesta demokrasi itu, Bhima yakin para investor akan melihat Indonesia sebagai negara yang dewasa berdemokrasi.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, pelaku pasar diyakini merespons positif hasil sementara perhitungan cepat Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 pada Rabu, 17 April 2019. Pilpres 2019 diprediksi memberikan sentimen positif kepada pergerakan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan dalam beberapa hari ke depan.

Adapun, berdasarkan hasil hitung cepat lima lembaga survei di Indonesia, pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin meraih perolehan suara lebih banyak dibanding pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Kelima lembaga survei itu adalah Litbang Kompas, LSI Denny JA, Indo Barometer, Median, dan Kedai Kopi.

Baca: Usai Pilpres, Erick Thohir: Jokowi Langsung Ratas Sebagai Presiden Besok

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan sentimen penguatan terhadap mata uang Garuda sudah terlihat di pasar valas berjangka (NDF) di luar negeri yang menunjukkan tren penurunan pada "greenback" atau mata uang dolar AS.

"Mengingat sentimen eksternal juga turut mendukung penguatan Rupiah dimana pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal I 2019. yang masih sedikit lebih tinggi dari perkiraan, nilai tukar rupiah pada pasar domestik besok diperkirakan menguat hingga ke level Rp13.950-Rp14.100 dalam jangka pendek ini," kata Josua.

CAESAR AKBAR | ANTARA

Berita terkait

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

3 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

3 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

3 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya