Neraca Perdagangan Kuartal I Defisit, MendagTak Khawatir

Selasa, 16 April 2019 13:52 WIB

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berbincang dengan pekerja saat meninjau lokasi produksi bir usai meresmikan ekspor perdana bir Bintang ke Korea Selatan di kawasan PT Multi Bintang Indonesia (MBI) Tbk, Tangerang, Banten, 14 Mei 2018. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tidak terlalu mengkhawatirkan defisit neraca perdagangan yang terjadi sepanjang kuartal I 2019 ini. Sebab, defisit terjadi karena impor yang lebih banyak didominasi oleh kategori barang bahan baku untuk kebutuhan industri.

Baca: BPS: Neraca Perdagangan Maret 2019 Surplus USD 540 Juta

"Ini menunjukkan pertumbuhan industri meningkat, baik dari segi volumenya, kapasitas, maupun investasi baru, terutama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," kata Enggartiasto dalam acara Indonesia Industrial Summit di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, Selasa, 16 April 2019.

Sebelumnya pada Senin, 15 April 2019, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan mengumumkan neraca perdagangan mengalami defisit sebesar sebesar US$ 190 juta. Jika dibandingkan dengan kuartal I 2018, neraca perdagangan justru mengalami surplus sebesar US$ 280 juta.

Adapun defisit pada kuartal I 2018 ini terjadi seiring dengan penurunan ekspor yang mencapai 8,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor hanya sebesar US$ 40,52 miliar, turun dibandingkan US$ 44,27 miliar pada kuartal I 2018.

Advertising
Advertising

Kendati demikian, impor sebenarnya juga mengalami penurunan. Dari US$ 43,9 miliar pada kuartal I 2018 menjadi US$ 40,7 miliar pada kuartal I 2019. Dari total tersebut, 75,13 persennya berasal dari impor bahan baku. Lalu impor barang modal 16,57 persen dan barang konsumsi 8,3 persen.

Dengan kenaikan impor bahan baku ini, Enggartiasto mengatakan memang akan terjadi defisit neraca perdagangan untuk sesaat. Tapi setelah itu, kondisi diyakini akan berbalik karena bahan baku yang didatangkan mayoritas digunakan oleh industri yang berorientasi ekspor. Sehingga, hasil dari impor bahan baku terhadap perdagangan secara umum baru akan terasa dampaknya pada 2019 ini.

Di sisi lain, Enggartiasto menyadari kinerja ekspor sepanjang tiga bulan pertama ini lebih buruk ketimbang tahun lalu. Ia kembali menyinggung perang dagang Amerika Serikat dan Cina sebagai salah satu penyebabnya.

Sebab, pertumbuhan ekonomi dunia melemah dan menyebabkan permintaan juga turun. "Jadi pasarnya semakin sempit dan terjadi persaingan antar negara, dalam hal harga, kualitas barang, dan bea masuk," ujar Enggartiasto.

Dalam kondisi ini, kata Enggartiasto, negara yang lebih diuntungkan adalah negara yang sudah lebih dulu membuat perjanjian dagang dengan negara lain yang menjadi mitra perdagangannya. Indonesia dinilai tertinggal dalam hal ini sehingga pemerintah pun mengebut sejumlah perjanjian dagang, terutama dengan negara tujuan ekspor non-tradisional selain Cina, Jepang, dan Amerika Serikat. "Kalau enggak ketinggalan dengan pasar yang makin sempit."

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan neraca perdagangan perlu dilihat secara menyeluruh. Sebab, neraca perdagangan yang semula defisit pada Januari bisa berubah menjadi surplus pada Februari 2019. "Artinya tendensinya surplus, jangan cuma liat akumulasinya," ujarnya.

Baca: Neraca Perdagangan Surplus, Istana Klaim Ekonomi Membaik

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia, Adhi S Lukman mengatakan dalam praktik bisnis di lapangan, kuartal I 2019 ini lebih dibandingkan kuartal I 2018. Salah satunya karena permintaan pasar yang menurut dia cukup baik sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. "Saya gak bilang efek pemilu, tapi kalau pemilu pasti ada dampak walau gak signifikan," kata dia.

Simak berita terkait neraca perdagangan lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

1 jam lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

1 jam lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

4 jam lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

9 jam lalu

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

2 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

2 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

2 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya