Ekonom Minta Prabowo Hati-hati soal Badan Penerimaan Negara

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Minggu, 14 April 2019 15:14 WIB

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno memijat pundak Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di tengah debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, 13 April 2019. Berikut momen kekompakan pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 ketika menjawab pertanyaan debat. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menilai gagasan Prabowo-Sandi tentang pembentukan Badan Penerimaan Negara perlu diawali dengan kajian yang komprehensif. “Harus dilihat, kalau dipisah, apa dampaknya, cost of benefitnya perlu dihitung,” kata Heri dalam diskusi Debat Pilpres di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan, Sabtu, 13 April 2019.

Baca: Beri Pensiun Koruptor, Prabowo Dinilai Tidak Paham Masalah Bangsa

Heri menyadari bahwa gagasan ini muncul dari pasangan Prabowo-Sandi demi meningkatkan penerimaan pajak. Tapi, kata dia, upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak harus menerapkan prinsip kehati-hatian karena menyangkut jantung ekonomi nasional yaitu sektor bisnis. “Jadi kayak ngambil madu di sarang lebah, tanpa mengambil lebahnya,” kata dia.

Gagasan mengenai Badan Penerimaan Negara tersebut sebelumnya telah diungkapkan berulang kali oleh pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.Dalam Debat Pilpres kelima yang diadakan di Hotel Sultan, Jakarta, pada hari yang sama, Prabowo kembali mengungkapkan rencana pemisahan ini.

“Kami pisahkan Badan Penerimaan Negara dari Kementerian Keuangan, sehingga langsung lapor ke presiden untuk memastikan tax ratio naik,” kata Prabowo. Selain dengan Badan Penerimaan Negara ini, Prabowo juga menyebut upaya menaikkan tax ratio dan penerimaan pajak juga akan dilakukan dengan meningkatkan penggunaan teknologi dan transparansi di badan tersebut.

Advertising
Advertising

Akan tetapi, kata Ahmad, upaya menaikkan tax ratio pun lagi-lagi harus dilakukan dengan cermat. Menurut dia, pemerintah di saat yang bersamaan juga perlu menyiapkan insentif kepada dunia usaha yang kemungkinan bakal terdampak. “Jadi harus dipikirkan insentif yang diinginkan dunia usaha itu seperti apa, tapi ya harus kedepankan prinsip kehati-hatian,” ujarny

Baca: Cara Prabowo Raih Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Dinilai Parsial

Sementara itu, Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Uiversitas Indonesia, Riatu M. Qibthiyyah mengatakan pembentukan badan baru ini bisa memunculkan administrative cost atau biaya administrasi. Biaya ini muncul dari adanya proses rekrutmen baru, tata kelola baru, dan regulasi baru. Di sisi lain, ada isu lain yang juga masih belum selesai yaitu adanya wajib pajak yang belum mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak. “Jadi yang penting untuk lihat cost yang lebih rendah,” ujarnya.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

4 jam lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya

Prabowo Hadiri Halalbihalal Bersama Pegawai Kemenhan, Ini Pesannya

6 jam lalu

Prabowo Hadiri Halalbihalal Bersama Pegawai Kemenhan, Ini Pesannya

Prabowo mengatakan misi pertahanan adalah misi yang sangat menentukan.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

7 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

8 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

8 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

9 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

9 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

9 jam lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

10 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Apa Kata Para Pengamat?

10 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Apa Kata Para Pengamat?

Beberapa pengamat memandang pembentukan Presidential Club yang direncanakan oleh Prabowo sebagai hal positif. Namun ada hal yang juga perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya