Menjelang Pilpres, BI Antisipasi Peredaran Uang Palsu di Papua

Jumat, 12 April 2019 17:06 WIB

Petugas menunjukkan barang bukti uang palsu saat rilis pengungkapan jaringan produksi dan peredaran uang palsu di Bareskrim Polri, Jakarta, 18 Oktober 2017. Tempo/Fakhri Hermansyah.

TEMPO.CO, Manokwari - Menjelang pemilihan presiden atau pilpres yang sudah hitungan hari, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua Barat mengantisipasi peredaran uang palsu menjelang pemungutan suara pada pemilihan umum (pemilu) serentak tahun 2019 di provinsi itu.

Baca: Menjelang PIlpres, Jonan Jamin Pasokan Listrik Aman

Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua Barat Donny Heatubun di Manokwari, berharap warga memahami ciri-ciri keaslian mata uang rupiah. "Tidak menutup kemungkinan ada oknum yang melancarkan aksi money politics dengan menggunakan uang palsu. Bisa jadi mereka melakukan serangan fajar pakai uang palsu," katanya, Jumat, 12 April 2019.

Bank Indonesia, kata Donny, telah mengambil langkah antisipasi agar hal ini tidak terjadi di Papua Barat. Beberapa waktu lalu dilaksanakan sosialisasi ciri-ciri uang asli. Aparatur sipil negara (ASN), TNI, Polri dan swasta, hadir pada kegiatan tersebut. "Serangan fajar biasanya subuh-subuh. Kalau tidak teliti masyarakat sulit membedakan mana uang asli dan palsu," ujarnya.

Donny menyebutkan, sejauh ini peredaran uang palsu di wilayah Papua Barat, Papua dan Maluku relatif kecil. Tahun lalu bank sentral hanya mendapati 13 lembar pecahan Rp 100.000 dan April ini ditemukan satu lembar.

Advertising
Advertising

"Beda dengan daerah Jawa, kasusnya banyak. Meskipun demikian kami tetap wajib mengantisipasi, terutama pada momentum pemilu dan hari raya," kata Donny.

Menurut Donny, uang palsu yang beredar di Papua Barat berasal dari Jawa. Di Papua Barat belum ada pelaku yang memproduksinya.

Baca: Sandiaga Jual Saham Lagi, Analis: Gerak Saham SRTG Acak

BI juga akan terus menyosialisasikan keaslian uang rupiah hingga daerah terpencil. Pihaknya ingin masyarakat di seluruh pelosok memahami ciri-ciri uang asli. "Membedakan uang palsu dengan yang asli dapat dilakukan dengan cara 3D, yakni dilihat, diraba dan diterawang. Uang palsu yang beredar kebanyakan pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

16 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

18 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

21 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

22 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

1 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya