Bappenas: Soal Ekspor, RI Kalah dari Malaysia, Thailand, Vietnam

Reporter

Caesar Akbar

Selasa, 9 April 2019 13:36 WIB

ki-ka) Dirut PT. INKA Agus H. Purnomo, Menteri Perdagangan Thomas Tri Kasih Lembong, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan MenPANRB Yudhi Chrisnandi saat pelepasan ekspor perdana gerbong kereta api penumpang buatan PT. INKA ke Bangladesh di Terminal Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur 31 Maret 2016. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia masih kalah dengan negara tetangga di ASEAN untuk perkara ekspor.

Baca juga: Genjot Ekspor, Sri Mulyani Hapus PPN Sejumlah Sektor Jasa

"Saat ini di ASEAN kalau soal ekspor kita kalah sama Malaysia, Thailand, dan Vietnam," ujar dia saat menyambangi Kantor Tempo, Jakarta Selatan, Senin, 8 April 2019.

Menurut Bambang, tiga negara tetangga itu belakangan masih cukup solid untuk menggenjot ekspor sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. "Kita sudah agak kendor."

Salah satu persoalannya, kata Bambang, ekspor dari Indonesia masih didominasi sumber daya alam. Imbasnya, nilai ekspor Indonesia pun bergantung kepada harga dan permintaan dunia. Sementara, Thailand, Vietnam, dan Malaysia sudah mengandalkan ekspor produk manufaktur yang harga dan permintaannya relatif lebih stabil.

Karena itu, memperkuat ekspor, menurut dia, bukan sekadar menambah volume ekspor barang, melainkan juga meningkatkan nilai dari barang. Caranya, dengan mengubah dari komoditas ke produk manufaktur dan jasa, hingga ke produk berbasis inovasi. "Ekspor harus didukung industrialisasi," kata Bambang.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan nilai ekspor pada Februari 2019 menurun 10,03 persen menjadi US$ 12,53 miliar. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan nilai penurunan impor ini terjadi karena ada selisih hari antara Januari dengan Februari 2019.

"Tetapi selain itu juga karena adanya penurunan harga untuk beberapa komoditas yang diekspor seperti minyak mentah, batu bara dan minyak kernel," kata Suhariyanto saat mengelar konferensi pers di kantornya Jakarta Pusat, Jumat 15 Februari 2019.

Pada Januari 2019, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 13,87 miliar atau menurun 3,24 persen dibanding ekspor pada Desember 2018. Sedangkan, jika dibandingkan pada periode waktu yang sama (year on year), Januari 2018 ekspor juga tercatat menurun 4,7 persen.

Sedangkan, nilai impor pada Januari 2019 mencapai angka US$ 15,03 miliar atau turun 2,19 persen dibanding Desember 2018. Sedangkan, jika dibandingkan pada Januari 2018 atau year on year, angka tersebut juga tercatat turun sebesar 1,83 persen.

Suhariyanto menjelaskan, kondisi ekspor Februari tersebut menyebabkan nilai ekspor secara tahunan dibandingkan dengan Februari 2018 juga turun sebesar 11,33 persen. Sedangkan secara kumulatif, nilai ekspor Januari-Februari 2019 mencapai US$ 26,46 miliar.

Menurut Suhariyanto, jumlah ini juga tercatat turun sebesar 7,76 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018. Demikian juga untuk ekspor non migas yang mencapai US$ 24,24 miliar atau turun 7,07 persen.

Karena itu, kata Suhariyanto, penurunan nilai ekspor Februari terjadi karena penurunan ekspor baik migas maupun non migas. "Yang migas karena minyak mentah turun, hasil minyak dan gas turun, sementara untuk non migas, itu mengalami penurunan dari bahan bakar mineral yang penurunannya cukup tajam lewat ekspor lemak dan hewan nabati dan biji kerak dan abu logam," kata dia.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

2 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

6 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

7 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

7 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

9 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

9 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya