Pengunjung melihat salah satu maket New Yogyakarta International Airport dalam pameran Indonesia Infrastruktur Week (IIW) 2018, Kemayoran, Jakarta, 1 November 2018. IIW 2018 mengadopsi konsep Show Within a Show dengan membawa enam pameran dagang vertikal dalam ruang lingkup sektor infrastruktur, yaitu InfraEnergy Indonesia, InfraPorts Indonesia, InfraSecurity Indonesia, InfraRail Indonesia, InfraWater Indonesia, dan Special Economic & Industrial Zones (SEIZ). TEMPO/Muhammad HIdayat
TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Angkasa Pura I menyatakan Bandara New Yogyakarta International Airport atau Bandara NYIA atau Bandara Kulon Progo selambat-lambatnya bisa beroperasi melayani penerbangan internasional akhir April 2019 ini.
“Untuk progress full operation bandara NYIA sudah tercapai 45 persen baik sisi udara maupun darat, tapi untuk progres dengan target international operation April ini sudah 93 persen,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Agus Pandu Purnama saat dihubungi Jumat 5 April 2019.
Agus menuturkan perkembangan pembangunan Bandara Kulon Progo per hari bisa sampai 1,5 persen. Untuk melayani penerbangan internasional, seluruh sarana pendukungnya yang tersisa tujuh persen ditarget sudah selesai pertengahan April 2019.
“Untuk pembangunan airside bandara baru itu tanggal 15 April 2019 sudah selesai semuanya, jadi akhir April bisa melayani penerbangan internasional,” ujarnya.
Dari mulai panjang landasan 3.250 meter sampai layer ke tiga bahkan sudah di marka, area taxiway juga sudah selesai termasuk apron (lokasi parkir pesawat).
“Termasuk garbarata pun sekarang sudah terpasang empat unit sehingga memungkinkan sekali untuk international flight akhir bulan nanti,” ujarnya.
Terkait dengan rencana sebelumnya jika bandara baru itu sudah bisa beroperasi pada 7 April 2019, Agus menjelaskan bahwa sebenarnya Kementerian Perhubungan baru melaksanakan verifikasi kelaikan bandara tanggal 4-6 April 2019.
Verifikasi ini meliputi sisi udara dan sisi darat. Verifikasi dilakukan karena Kementerian Perhubungan harus memastikan bahwa seluruh perangkat bandara memang sudah bisa dioperasionalkan untuk penerbangan internasional.
Verifikasi meliputi sisi udara seperti runway, taxiway, termasuk kekuatannya juga dicek Kementerian Perhubungan seperti apron dan pendukung lainnya.
Sedangkan di sisi darat yang diverifikasi seluruh peralatan keamanan dan terkait peralatan keselamatan penerbangan dan peralatan terkait service atau pelayanan.
“Termasuk verifikasi untuk terminal bandara yang luasnya 12.920 meter persegi juga diverifikasi daya tampungnya,” ujar Pandu.
Pandu menuturkan yang terlibat dalam verifikasi bandara baru Kulonprogo ini ada tiga direktorat yakni Direktorat Bandar udara, Direktorat Keamanan Penerbangan, dan Direktorat Navigasi. Tiga direktorat itu melakukan verifikasi untuk mengecek apakah bandara udara itu sudah meliputi pedoman 3S yakni safety, security, dan service.
Jika sudah selesai melakukan verifikasi, maka tiga direktorat itu akan memberi catatan untuk Angkasa Pura I dan diminta menyelesaikan persoalan catatan yang diberikan. Waktunya biasanya sepuluh hari atau paling lambat dua minggu.
Dengan pengoperasian minimum penerbangan internasional akhir April, Bandara Kulonprogo diproyeksi segera mengatasi persoalan penerbangan internasional di Bandara Adisutjipto Yogyakarta yang kini sudah overload.
"Penerbangan internasional yang eksisting di Adisutjipto segera dipindah ke Kulonprogo karena sudah overload dan holding setiap hari antara 20-45 menit,” ujar Agus.
Adapun penerbangan yang dipindah pertama ke Bandara NYIA itu nanti ada 6 penerbangan yakni dua Singapura dan empat Malaysia dengan maskapai Airasia dan Silk Air.