Pindad Targetkan Bangun Pabrik di Asia Selatan

Minggu, 31 Maret 2019 02:36 WIB

Senjata api buatan PT Pindad yang dipamerkan dalam acara Indo Defence 2018 Expo & Forum di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 9 November 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pelat merah PT Pindad (Persero) menargetkan bakal membangun pabrik di luar negari sebagai bagian dari ekspansi perusahaan. Direktur Bisnis Produk Pertahanan dan Keamanan Pindad Widjajanto mengatakan saat ini Pindad tengah menunggu hasil lelang untuk pembangunan pabrik tersebut.

Baca juga: Senapan Sniper Buatan Pindad Diminati Negara Lain

"Kami ada rencana bangun pabrik di Asia Selatan lah, belum bisa menyebutkan nama negara. Doakan saja menang, pokoknya sudah masuk di Asia Selatan ini sudah masuk 3 besar," kata Widjajanto usai mengikuti Gowes Brompton Antihoax di Gedung Tempo, Jakarta Selatan, Sabtu 30 Maret 2019.

Widjajanto mengatakan jika lelang berhasil dimenangkan, Pindad bakal memiliki pabrik perakitan senjata di negara tersebut.

Selain itu, perusahaan pelat merah ini tengah membidik total penjualan sebesar Rp 5,2 triliun tahun ini. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 3,1 trilun.

"Tahun 2019, target kami 5,2 triliun untuk pendapatanya, untuk labanya tunggulah ini masih Maret, kami konsolidasikan dulu dengan tim di kantor," kata Widjajanto.

Adapun sepanjang 2018 kemarin, kata Widjajanto, Pindad mampu mencatatkan total penjualan sebesar Rp 3,1 triliun. Sedangkan total keuntungan yang diraup mencapai lebih dari Rp 100 miliar. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan pada 2017 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp 92 miliar.

Sebelumnya diberitakan PT Pindad menargetkan laba bersih perusahaan 2019 mencapai RP 145 miliar. Perinciannya target kontrak sebesar Rp 7 triliun dan penjualan sebesar Rp 5,7 triliun.

Sementara itu, Direktur Utama Pindad Abraham Mose sebelumnya mengatakan amunisi dan senapan penembak jitu atau sniper buatan Pindad banyak diminati negara-negara luar. "Saat ini produk pertahanan yang mulai populer adalah senapan sniper, karena permintaan akan senapan ini banyak sekali," kata Abraham, seperti dikutip Antara.

Abraham menambahkan bahwa produk senapan sniper Pindad diminati dan dilirik oleh negara-negara ASEAN karena sudah diuji coba, dipakai, serta kecepatannya yang presisi. "Paling tidak ekspor kita naik terus dibandingkan dari tahun sebelumnya untuk amunisi, pistol, senjata dan kendaraan tempur. Kurang lebih 30 persen," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

3 jam lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

2 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

6 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

7 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

11 hari lalu

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

Dua pelaku penembakan di Memphis Amerika Serikat masih dalam pengejaran polisi. Belum diketahui motif penembakan.

Baca Selengkapnya

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

11 hari lalu

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

Rusia menilai bantuan keamanan untuk Ukraina hanya akan memperburuk konflik dan korban jiwa warga Ukraina

Baca Selengkapnya

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

11 hari lalu

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

Israel meminta kiriman senjata lebih banyak dari Amerika Serikat untuk menghadapi Iran.

Baca Selengkapnya

Usai Bertemu Jokowi, CEO Apple Tim Cook Buka Peluang Bangun Pabrik di Indonesia

15 hari lalu

Usai Bertemu Jokowi, CEO Apple Tim Cook Buka Peluang Bangun Pabrik di Indonesia

CEO Apple Tim Cook menyebut banyak potensi yang dapat dikembangkan dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

20 hari lalu

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya