Stok di AS Melimpah, Harga Minyak Asia Turun
Rabu, 27 Maret 2019 10:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Persediaan minyak mentah Amerika Serikat dilaporkan meningkat tak terduga. Akibatnya, harga minyak di perdagangan Asia ikut turun tipis pada Rabu pagi, 27 Maret 2019.
Baca: BPH Migas Akui Kelabakan Penuhi Kebutuhan Masyarakat Akibat Bencana
Harga minyak Brent dilaporkan turun US$12 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di kisaran US$ 67,85 pada pukul 00.10 GMT (07.10 WIB). Pada Selasa kemarin, patokan global Brent naik US$ 76 sen menjadi US$ 67,97 per barel, tidak jauh di bawah level tertinggi tahun ini di US$ 68,69 yang dicapai pada 21 Maret.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka AS merosot US$ 9 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan pada US$ 59,85. Patokan AS naik US$ 1,12 atau 1,9 persen, menjadi US$ 59,94 per barel di sesi sebelumnya.
American Petroleum Institute (API), sebuah organisasi perdagangan, pada Selasa ) malam mengatakan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 1,9 juta barel dalam pekan terakhir. Padahal, analis memperkirakan adanya penurunan sebesar 1,2 juta barel.
Pasar sedang menunggu untuk melihat apakah angka resmi yang dijadwalkan pada Rabu waktu AS akan mengkonfirmasi data API.
Harga minyak naik pada Selasa kemarin ketika pelabuhan ekspor utama minyak Jose dan empat kilang peningkatan (upgrader ) minyak mentah Venezuela tidak dapat melanjutkan operasi menyusul pemadaman listrik besar-besaran pada sehari sebelumnya. Ini adalah kejadian yang kedua dalam sebulan.
Harga minyak telah naik lebih dari 25 persen tahun ini, didukung oleh pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen utama lainnya, bersama dengan sanksi-sanksi AS terhadap ekspor dari Venezuela dan Iran.
Tetapi kekhawatiran tentang permintaan telah membatasi reli harga minyak. Sebab, data manufaktur dari Asia, Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan perlambatan ekonomi.
ANTARA