Ketua DPR: Triliunan Rupiah Duit Fintech Lari ke Luar Negeri

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Selasa, 26 Maret 2019 17:58 WIB

Bambang Susatyo. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo menilai penarikan pajak terhadap transaksi di perusahaan financial technology atau fintech belum maksimal. Akibatnya, sebagian besar dari triliunan rupiah dana di fintech diangkut ke luar negeri dan tidak tersimpan menjadi penerimaan negara.

Baca juga: Lagi, OJK Hapus 168 Aplikasi Fintech Ilegal

Menurut Bambang, hal ini kerap terjadi pada transaksi pada fintech yang berasal dari luar negeri. Oleh sebab itu, DPR menaruh perhatian pada hal ini.” Apapun yang ditransaksikan di negara ini, harus ada ongkosnya,” kata Bambang di acara Seminar Nasional Peran Teknologi Finansial dalam Mendorong Inklusi Keuangan di Indonesia, di Jakarta Selasa, 26 Maret 2019.

Bambang menilai, jika penarikan pajak ini tidak diperhatikan, maka potensi kehilangan atau aliran dana ke luar akan semakin besar. Ia mengutip sebuah penelitian bahwa potensi pembayaran fintech di Indonesia mencapai US$130 miliar setiap tahunnya. “Dan kebanyakan targetnya adalah sektor UMKM,” kata politikus Partai Golkar ini.

Pajak untuk industri fintech sebenarnya telah diterapkan berupa Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Misalnya untuk perusahaan jasa pembayaran dikenai PPh sebesar 2 persen dan PPN atas jasa sebesar 10 persen. Perusahaan perangkat lunak keuangan dikenai PPN atas barang tidak berwujud sebesar 10 persen.

Advertising
Advertising

Jasa riset untuk penilaian kredit dikenai PPN atas jasa sebesar 10 persen, manajemen investasi PPh sebesar 2 persen dan PPN atas jasa sebesar 10 persen. Sementara itu perusahaan penyedia tabungan, pinjaman, asuransi, dan permodalan tidak akan dikenai PPN dan PPh sebesar 15 persen.

Baca: Genjot Pertumbuhan, StanChart Akan Lepas Saham Bank Permata

Isu yang saat ini berkembang adalah kemudahan dari penarikan pajak fintech ini. Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suryo Utomo mengatakan, pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memberikan kemudahan dalam membayarkan pajak “Bagaimana memudahkannya, kami akan lihat seperti apa nanti. PPN 10 persen tarifnya, PPh tergantung siapa yang punya penghasilan,” kata dia, dikutip dari laman Bisnis.com.

Masalah lain juga ada pada banyaknya pemain fintech yang menjalankan bisnisnya di luar negeri. Hal tersebut sama seperti yang dilakukan oleh industri e-commerce. “Pada dasarnya, setiap barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenai bea masuk oleh Bea Cukai. Tetapi yang jadi masalah bagaimana mengenakan PPh cross border,” kata Suryo.

FAJAR PEBRIANTO | BISNIS.COM

Berita terkait

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

3 hari lalu

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

4 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

5 hari lalu

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

Kejaksaan menetapkan mantan Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik Medan, Bambang Prabowo, sebagai tersangka korupsi.

Baca Selengkapnya

Sudah Berkali Dapat Remisi, Segini Diskon Masa Tahanan Koruptor e-KTP Setya Novanto

16 hari lalu

Sudah Berkali Dapat Remisi, Segini Diskon Masa Tahanan Koruptor e-KTP Setya Novanto

Narapidana korupsi e-KTP Setya Novanto beberapa kali mendapatkan remisi masa tahanan. Berapa jumlah remisi yang diterimanya?

Baca Selengkapnya

Koruptor Setya Novanto Dapat Remisi Lebaran, Ini Kasus Korupsi E-KTP dan Benjolan Sebesar Bakpao

16 hari lalu

Koruptor Setya Novanto Dapat Remisi Lebaran, Ini Kasus Korupsi E-KTP dan Benjolan Sebesar Bakpao

Narapidana korupsi e-KTP Setya Novanto kembali dapat remisi Lebaran. Begini kasusnya dan drama benjolan sebesar bakpao yang dilakukannya.

Baca Selengkapnya

Intip Promo Lebaran Package Richeese Factory dan KFC Bucket Hampers

18 hari lalu

Intip Promo Lebaran Package Richeese Factory dan KFC Bucket Hampers

Dalam rangka semarak Lebaran, Richeese Factory mengeluarkan promo Lebaran Package, sedangkan KFC punya paket KFC Bucket Hampers.

Baca Selengkapnya

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

19 hari lalu

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

Ditjen Pajak Kemenkeu mencatat penerimaan negara dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Maret 2024 mencapai Rp 23,04 triliun.

Baca Selengkapnya

Soal Perebutan Kursi Ketua DPR, Airlangga Tegaskan UU MD3 Tak Berubah

21 hari lalu

Soal Perebutan Kursi Ketua DPR, Airlangga Tegaskan UU MD3 Tak Berubah

Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Partai Golkar tidak mengincar kursi ketua DPR RI.

Baca Selengkapnya

Hubungan PDIP dan Gerinda Baik, Pengamat Politik Sebut UU MD3 Sulit Direvisi

22 hari lalu

Hubungan PDIP dan Gerinda Baik, Pengamat Politik Sebut UU MD3 Sulit Direvisi

Menurut Pengamat Politik Adi Prayitno, UU MD3 tidak akan diotak-atik dalam konteks penentuan ketua DPR lantaran hubungan PDIP dan Gerinda baik.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Fraksi di DPR Ogah Bahas Rencana Revisi UU MD3

22 hari lalu

Mayoritas Fraksi di DPR Ogah Bahas Rencana Revisi UU MD3

Mayoritas Fraksi di DPR ingin mekanisme pemilihan Ketua DPR tetap mengikuti aturan lama UU MD3.

Baca Selengkapnya