Luhut Pandjaitan: Pemerintah Serius Ingin Boikot Produk Uni Eropa

Senin, 25 Maret 2019 14:01 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) berfoto bersama Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin (ketiga kiri) dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Cina Ning Jizhe (ketiga kanan) dalam pertemuan kerja sama antara Indonesia dengan Cina di Nusa Dua, Bali, Kamis 21 Maret 2019. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

TEMPO.CO, Bekasi - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan pemerintah saat ini mempertimbangkan untuk memboikot sejumlah produk dari negara-negara Uni Eropa. Rencana ini bakal diambil sebagai bentuk perlawanan Indonesia terhadap diskriminasi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia di Uni Eropa.

Baca juga: Hubungan RI-UE Baik, Luhut: Masalah Sawit Tetap Dibawa ke WTO

"Kami serius mempertimbangkan ini. Kalau sekarang 20 juta rakyat (petani sawit) kita menjadi sengsara gara gara itu, ayo! presiden tidak mau rakyatnya sengsara gara gara itu dan presiden bilang lawan!" kata Luhut saat ditemui usai acara peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, Senin, 25 Maret 2019.

Polemik mengenai sawit ini terus berjalan dalam beberapa tahun terakhir. Terbaru, pemerintah Indonesia bersama Malaysia, dua produsen CPO terbesar di dunia, bakal mengajukan penolakan resmi terkait European Union's Delegation Act yang diterbitkan Komisi Eropa. Lewat Delegation Act ini, negara-negara Uni Eropa berencana melarang minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biofuel.

Jika disetujui Parlemen Uni Eropa, larangan ini baru akan berlaku pada 2030. Lewat aturan ini, sawit tidak bisa menjadi bahan baku biofuel lantaran dianggap memiliki resiko tinggi dan berkontribusi pada deforestasi. Tapi pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa yang dipersoalkan bukanlah larangan itu, tapi justru sikap diskriminasi dari Uni Eropa. "Karena ini sejak awal memang diarahkan untuk kelapa sawit," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Pada 21 Maret lalu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Guérend, melalui keterangan resmi mengatakan rancangan aturan dari Komisi Eropa tersebut bukan akhir dari proses kebijakan. Menurut dia, keputusan tersebut merupakan satu lagi langkah dalam perjalanan panjang dan bersama menuju pembangunan berkelanjutan dan netralitas karbon.

Sejauh ini, pemerintah belum memastikan produk-produk apa saja yang bakal diboikot jika keputusan ini jadi diambil. "Macam macam produknya, banyak, karena kita bisa membeli dari tempat lain juga," ujar Luhut. Tapi di saat yang bersamaan, pemerintah masih menempuh upaya diplomasi agar diskriminasi sawit Uni Eropa ini bisa dihilangkan.

Luhut Pandjaitan juga mengatakan bahwa diskriminasi yang telah dilakukan Uni Eropa ini telah berdampak negatif, salah satunya petani yang menderita karena jatuhnya harga sawit. Indonesia, kata Luhut, sebenarnya tak ingin menciptakan sebuah model perang dagang dengan Uni Eropa. "Tapi kalau kami harus membela petani, ya kami akan lakukan," ujarnya.

Berita terkait

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

2 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

3 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

10 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

10 hari lalu

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

11 hari lalu

Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia diperkirakan mengambil langkah tersebut mengakui Palestina sebagai negara dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

12 hari lalu

Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

Josep Borrell mengatakan Uni Eropa akan bersiap untuk menambahkan sanksi terhadap Iran atas serangannya yang menyasar Israel.

Baca Selengkapnya

Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

13 hari lalu

Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

Sebagian besar negara anggota PBB masuk ke dalam daftar negara yang sudah mengakui negara Palestina. Negeri sedang mengalami konflik dengan Israel

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya