Keuangan Memburuk, Moody's Turunkan Outlook Indosat jadi Negatif

Jumat, 22 Maret 2019 13:39 WIB

Gedung Indosat ooredoo di kawasan Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pemeringkat utang Moody’s Investor Service menurunkan prospek (outlook) peringkat milik PT Indosat Tbk. menjadi negatif dari sebelumnya stabil. Pada saat yang bersamaan, Moody’s juga menegaskan rating issuer milik emiten berkode saham ISAT tersebut yaitu Baa3.

Baca: Sandiaga Janji Buyback, Saham Indosat Turun ke Level Rp 2.830

VP dan Analis Senior Moody’s Nidhi Dhruv menyebutkan outlook negatif mencerminkan pelemahan metrik keuangan Indosat dengan kode saham ISAT tersebut. “Hal itu didorong oleh rencana perseroan untuk menambah capex 4G di tengah-tengah lingkung persaingan intens di sektor selular Indonesia,” tulis Dhruv seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat, 22 Maret 2019.

Kinerja keuangan dan operasional Indosat terlihat menurun secara signifikan selama beberapa kuartal terakhir. Hal itu terutama terjadi akibat aturan registrasi kartu SIM dan penurunan tajam dalam pendapatan dari bisnis tradisional (voice dan SMS) pada 2018.

Pendapatan Indosat turun 23 persen menjadi Rp 23,1 triliun pada 2018 dibandingkan pada tahun sebelumnya. Penurunan pendapatan perusahaan sebagian besar tertekan oleh penurunan 26 persen di bisnis seluler.

Advertising
Advertising

Sementara itu, jumlah basis pelanggan Isat juga jeblok hingga 47 persen menjadi 58 juta pada akhir 2018, dari 110 juta pada akhir 2017. Selanjutnya, rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU) melemah 8 persen menjadi Rp 18.700 pada periode yang sama.

Kendati sektor seluler Indonesia tetap kompetitif, menurut dia, ada kenaikan tipis per kuartal untuk pertumbuhan ARPU dan pendapatan. “Pertumbuhan yang lebih konsisten di pendapatan akan membuat perusahaan bisa mengganti kerugian pangsa pasar dan marjin labanya, (hal itu) dapat menjadi pendukung stabilitas outlook rating,” kata Dhruv yang juga Lead Analyst untuk Indosat Ooredoo.

Karena pelanggan dan pendapatan turun akibat lemahnya jaringan 4G, Indosat menggelontorkan belanja modal (capex) yang lebih besar hingga Rp 30 triliun pada periode 2019 - 2021. Capex tersebut bakal digunakan untuk memperkuat jaringan 4G dan memperluas area cakupan di luar Jawa.

Dhruv menilai, penambahan investasi tersebut merupakan strategi kunci bagi ISAT untuk tetap kompetitif, khususnya terhadap kompetitor terdekatnya di luar Jawa (PT XL Axiata Tbk.) “Namun, jika Indosat Ooredoo menggunakan basis utang untuk mendanai rencana capex-nya yang agresif, leverage dan metrik aliran kasnya akan tetap berada di atas toleransi kami untuk rating,” kata Dhruv.

Dhruv melanjutkan, bahkan upaya Indosat menambah modal lewat penjualan menara tidak akan terlalu banyak membantu meski bisa menguntungkan posisi likuiditas perseroan. Saat ini perusahaan tersebut masih menelusuri opsi pendanaan alternatif, termasuk dengan menjual menara dan memonetisasi sahamnya di beberapa anak usaha.

“Inisiasi tersebut akan memakan waktu, karena dinamisnya pasar dan tunduk terhadap aturan dan persetujuan pemegang saham,” kata Dhruv.

Adapun posisi kas dan setara kas Indosat per 31 Desember 2018 sebesar Rp 1 triliun dan fasilitas pinjaman yang masih tersedia sebesar Rp 3,7 miliar. Apabila jumlah tersebut dikombinasikan dengan perkiraan aliran kas sekitar Rp 5 triliun dalam 12 bulan ke depan, hasilnya tidak akan mampu menutup utang jatuh tempo yang senilai Rp 6,4 triliun dan perkiraan belanja modal sebesar Rp 10 triliun.

Baca: Sandiaga Janji Buyback Indosat, Ini Komentar Rudiantara

Moody’s juga berharap Indosat akan mendanai ulang utang jatuh temponya menggunakan obligasi rupiah bertenor panjang atau pinjaman dari bank. “Mengingat Indosat Ooredoo memperlihatkan akses yang kuat di perbankan domestik dan pasar obligasi, kami mempertimbangkan risiko refinancing akan terjaga,” tulis Moody’s.

Berita terkait

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

5 jam lalu

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

Seiring bertambahnya BTS 4G baru peningkatan trafik data Indosat di wilayah Nusa Tenggara tumbuh sampai 82 persen dibandingkan masa sebelum ekspansi

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

13 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya

Mengenal Moody's yang Memberi Indonesia Peringkat Kredit Baa2 dan Membuat Pemerintah Lega

17 hari lalu

Mengenal Moody's yang Memberi Indonesia Peringkat Kredit Baa2 dan Membuat Pemerintah Lega

Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan Soverign Credit Rating (SCR) atau peringkat kredit Indonesia di Baa2

Baca Selengkapnya

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

25 hari lalu

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membagikan momen lebarannya di akun Instagram pribadi @sandiuno.

Baca Selengkapnya

Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

33 hari lalu

Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

Sandiaga mengatakan, kemajuan film Indonesia bisa dilihat dari angka penonton yang setiap tahun melampaui target.

Baca Selengkapnya

Respons Sandiaga soal Harga Tiket Pesawat Mahal: Itu Kelas Bisnis, Kelas Ekonomi Masih Sesuai Aturan

34 hari lalu

Respons Sandiaga soal Harga Tiket Pesawat Mahal: Itu Kelas Bisnis, Kelas Ekonomi Masih Sesuai Aturan

Sandiaga Uno merespons keluhan masyarakat soal harga tiket pesawat domestik yang dinilai lebih mahal ketimbang tiket penerbangan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Beberkan Alasan Penetapan PIK 2 Menjadi PSN

35 hari lalu

Sandiaga Beberkan Alasan Penetapan PIK 2 Menjadi PSN

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno buka suara soal penetapan pengembangan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 menjadi Proyek Stratgis Nasional (PSN).

Baca Selengkapnya

Wacana PPP Gabung Koalisi Prabowo, Sandiaga Uno: Perlu Kesatuan yang Kuat

35 hari lalu

Wacana PPP Gabung Koalisi Prabowo, Sandiaga Uno: Perlu Kesatuan yang Kuat

Soal wacana PPP masuk koalisi Prabowo-Gibran, Sandiaga Uno Kutip Ceramah Gus Miftah soal perlunya kesatuan atau ukhuah yang kuat untuk kemajuan bangs.

Baca Selengkapnya

Film Horor Jadi Sorotan Usai Kontroversi Kiblat, Sandiaga: Seharusnya untuk Tingkatkan Takwa

35 hari lalu

Film Horor Jadi Sorotan Usai Kontroversi Kiblat, Sandiaga: Seharusnya untuk Tingkatkan Takwa

Sandiaga mengatakan, saat ini Kemenparekraf juga selalu berkomunikasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait polemik film horor Kiblat.

Baca Selengkapnya

Banjir Kritik Pedas, Berikut Kronologi Penolakan Film Kiblat

40 hari lalu

Banjir Kritik Pedas, Berikut Kronologi Penolakan Film Kiblat

Poster film Kiblat menuai kecaman, dianggap kampanye hitam umat Islam.

Baca Selengkapnya