Hanya Dua Bank BUMN yang Masih Merekrut Karyawan Baru

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Rabu, 20 Maret 2019 17:45 WIB

Direktur Kepatuhan Bank Mandiri Agus DwiHandaya (dua kanan), Ketua Ikatan Istri Karyawan Bank Mandiri (IIKBM)Irin Kartika Wirjoatmodjo (kanan), EVP Consumer Loans Bank MandiriIgnatius Susatyo Wijoyo (tiga kiri) sedang mengamati maket perumahandalam expo property bertajuk Mandiri Youth Fest di Menara Mandiri,Rabu (27/2).

TEMPO.CO, Jakarta - Data yang dilaporkan oleh sembilan bank skala besar dan menengah dalam 5 tahun terakhir menunjukkan, hanya dua bank BUMN yang masih merekrut karyawan baru. Sebagian besar bank justru berada dalam tren penurunan sejak 2016.

Simak: Bank Mandiri Incar Pendanaan Kredit Proyek Jalan Tol Solo - Ngawi

Seperti dikutip Bisnis.com, Rabu 20 Maret 2019, ternyata hanya dua bank pelat merah, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih konsisten menambah jumlah karyawannya dalam tiga tahun terakhir.

Bahkan, jumlah karyawan bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. juga mulai turun sejak 2017 setelah terus meningkat dalam 3 tahun sebelumnya. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pun dalam kondisi yang sama.

Rico Usthania Frans, Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri, mengakui bahwa 50 persen posisi kerja karyawan perbankan yang ada saat ini akan hilang dalam waktu 10 tahun mendatang. “Ini perlu dipikirkan bersama. Kita butuh relokasi sumber daya manusia.”

Advertising
Advertising

Adapun Endang Hidayatullah, Direktur Kepatuhan Bank Negara Indonesia (BNI), menuturkan bahwa kebutuhan pegawai akan terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi digital. “Arah kami adalah tetap mengoptimalkan pegawai yang ada dengan sistem alih fungsi, misalnya dulu teller, sekarang jadi sales,” ujar dia.

Endang menambahkan, komposisi alih fungsi tugas tersebut mencapai 60 persen dari total karyawan. Jumlah tersebut merupakan pekerjaan rutin dan kini sudah digantikan oleh teknologi.

Rino Donosepoetro, CEO­­ Standard Chartered Bank Indonesia, mengatakan bahwa pengurangan jumlah karyawan itu adalah dampak dari transformasi menuju pemasaran dalam jaringan. Namun, penurunan jumlah karyawan bukan berarti perusahaan memberhentikan tenaga kerja. “Lebih karena staf kami yang pindah ke bank lain atau industri dan juga karena promosi kami di internal,” kata Rino.

Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menjelaskan bahwa penurunan jumlah pegawai akan menimpa bank dengan modal inti Rp5 triliun hingga lebih dari Rp30 triliun karena memiliki modal besar untuk melakukan digitalisasi bisnis.

Baca: OJK Tutup 10 Perusahaan Investasi Bodong, Ini Daftarnya

“Teknologi dalam jangka panjang itu lebih murah dibandingkan dengan membuka kantor cabang bank baru yang harus diisi oleh karyawan,” kata Bhima.

Berita terkait

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

13 jam lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

1 hari lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

1 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

3 hari lalu

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

Bank Mandiri menilai suku bunga acuan berpotensi turun pada kuartal IV 2024.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

3 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

4 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

4 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya