Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jumlah Karyawan Perbankan Terus Merosot

Reporter

Editor

Rahma Tri

image-gnews
Karyawan sedang merapikan susunan <i>safe deposit box</i> (SDB) di Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin, 5 November 2018. Bank Mandiri menyiapkan fasilitas SDB sebagai alternatif tempat penyimpanan aset berharga, seperti logam mulia atau dokumen berharga. TEMPO/Tony Hartawan
Karyawan sedang merapikan susunan safe deposit box (SDB) di Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin, 5 November 2018. Bank Mandiri menyiapkan fasilitas SDB sebagai alternatif tempat penyimpanan aset berharga, seperti logam mulia atau dokumen berharga. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di era disrupsi teknologi, jumlah karyawan perbankan dilaporkan terus menurun dalam tiga tahun terakhir ini. Bahkan, jumlah karyawan bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. juga mulai turun sejak 2017 setelah terus meningkat pada tiga tahun tahun sebelumnya.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pun dalam kondisi yang sama. Hanya dua bank pelat merah, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih konsisten menambah jumlah karyawannya dalam tiga tahun terakhir.

Rico Usthania Frans, Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri, mengatakan bahwa 50 persen posisi kerja karyawan perbankan yang ada saat ini akan hilang dalam waktu 10 tahun mendatang. “Ini perlu dipikirkan bersama. Kita butuh relokasi sumber daya manusia,” seperti dikutip Bisnis.com, Rabu 20 Maret 2019.

Endang Hidayatullah, Direktur Kepatuhan Bank BNI menuturkan bahwa kebutuhan pegawai akan terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi digital.“Arah kami adalah tetap mengoptimalkan pegawai yang ada dengan sistem alih fungsi, misalnya dulu teller, sekarang jadi sales,” 

Dia menambahkan, komposisi alih fungsi tugas tersebut mencapai 60 persen dari total karyawan. Jumlah tersebut merupakan pekerjaan rutin yang kini sudah digantikan oleh teknologi.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menuturkan tidak lama lagi perbankan akan butuh sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya analisis tinggi, bukan lagi kemampuan administrasi dan pelayanan seperti teller.

Secara umum, pekerjaan yang akan paling cepat terdampak adalah posisi front office. Citibank berencana tidak akan menambah jaringan secara fisik. “Digital itu shifting. Jangan heran nanti kalau ada bank yang butuh banyak kemampuan IT , bukan ekonomi, karena ada perubahan model bisnis,” tutur Batara. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. tercatat menjadi bank yang paling masif memotong jumlah karyawan. Sejak 2014—2018, bank yang akan melebur dengan Mitsubishi UFJ Financial Group telah mengurangi 10.177 karyawan.

Simak: Bank Mandiri Incar Pendanaan Kredit Proyek Jalan Tol Solo - Ngawi

Ketua Umum Serikat Kerja Bank Danamon Abdoel Moedjib mengatakan bahwa hal itu mutlak terjadi dan merupakan bagian dari implementasi teknologi.“Hampir semua bagian terkena dampak, mulai dari front office hingga back office. Analis kredit ini dulu bisa butuh sampai 12 orang satu cabang, sekarang 2—3 orang,” ujar Moedjib. 

Bhima Yudhistira, Ekonom Institute For Development of Economics and Finance, menjelaskan bahwa penurunan jumlah pegawai perbankan akan menimpa bank dengan modal inti Rp5 triliun hingga lebih dari Rp30 triliun karena memiliki modal besar untuk melakukan digitalisasi bisnis. “Teknologi dalam jangka panjang itu lebih murah dibandingkan dengan membuka kantor cabang baru yang harus diisi oleh karyawan,” kata dia. 

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

13 jam lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).


Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

19 jam lalu

Anastasya Poetri tampil di BNI Java Jazz Festival 2023, Minggu, 4 Juni 2023. Dok. Anastasya Poetri
Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.


BRI Kembali Ingatkan WaspadaI Modus Penipuan Online

1 hari lalu

BRI Kembali Ingatkan WaspadaI Modus Penipuan Online

Aksi penipu yang mengirim file berekstensi APK tetap terjadi. Berikut tips mengatasinya.


BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

1 hari lalu

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

Usaha kue kering Retas Snacks and Cookies semakin berkembang pesat setelah mendapat bantuan KUR dari BRI.


Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

1 hari lalu

Suasana BCA Singapore Airlines Travel Fair Jakarta 2024 pada hari terakhir, Ahad, 25 Februari 2024 di Main Atrium, Gandaria City Mall, Jakarta Selatan. Gelaran ini menghadirkan promo tiket liburan murah ke sejumlah destinasi. TEMPO/Defara Dhanya
Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

Laba bank BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada kuartal pertama 2024. Ada sejumlah kredit restrukturisasi yang mulai berangsur normal.


Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

1 hari lalu

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (tengah), bersama Direktur BCA Antonius Widodo (ketiga kanan), EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn (kedua kanan), Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk Bingar Egidius Situmorang (ketiga kiri), Direktur PT Mustika Ratu Tbk Jodi Andrea (kedua kanan), Head of Promotion PT Mustika Ratu Tbk Tetty Sri Nurhayati (kanan) dan SVP Corporate Communication BCA Susanti Nurmalawati (kanan) dalam acara Kunjungan Finalis Puteri Indonesia di Menara BCA pada Selasa 5 Maret 2024/BCA.
Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

BCA dan entitas anak membukukan kenaikan total kredit sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun para kuartal I 2024.


Setor Tunai ATM BRI Meningkat 24,5 Persen pada Periode Libur Lebaran 2024

2 hari lalu

Setor Tunai ATM BRI Meningkat 24,5 Persen pada Periode Libur Lebaran 2024

Setor tunai ATM meningkat. Sebaliknya tarik tunai menurun karena banyak nasabah beralih ke transaksi digital.


Transaksi BRIZZI Meningkat 15 Persen selama Ramadan dan Lebaran

2 hari lalu

Transaksi BRIZZI Meningkat 15 Persen selama Ramadan dan Lebaran

Sejumlah kemudahan yang dijalankan BRI mendongkrak konsumen beralih ke transaksi digital.


BRI Kembali Sediakan Banknotes untuk Biaya Hidup Jamaah Haji 2024

2 hari lalu

BRI Kembali Sediakan Banknotes untuk Biaya Hidup Jamaah Haji 2024

Setiap calon jemaah haji yang diberangkatkan akan mendapatkan banknotes sebesar 750 riyal.


Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

2 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.