Kesenjangan Infrastruktur Besar, Peran Swasta Didorong

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Jumat, 15 Maret 2019 10:16 WIB

Presiden Jokowi memberikan sambutan dalam Peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta dan Buku Kemajuan Infrastruktur Nasional Tahun 2018, di Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018. Dengan adanya Kebijakan Satu Peta ini, perencanaan pembangunan, penyediaan infrastruktur, penerbitan izin dan hak atas tanah, serta berbagai kebijakan nasional dapat mengacu pada data spasial yang akurat. ANTARA/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Kesenjangan pembangunan infrastruktur Indonesia yang cukup besar menjadi penyebab sulitnya stok infrastruktur di Tanah Air mencapai kisaran 70 persen. Kebutuhan dana pembangunan pembangunan yang mencapai Rp5.000 triliun tidak mungkin mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semua.

Baca: BPN Prabowo Kritik Jokowi, Ada Tol tapi Dilalui Anak Stunting

“Karena itu pembiayaan dan partisipasi dari pihak swasta perlu didorong, idealnya perlu mencapai 50 persen dari total pembiayaan,” ujar Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B. Hirawan, Kamis 14 Maret 2019.

Fajar menuturkan, Indonesia memang membutuhkan pembiayaan dan investasi yang tidak sedikit untuk mengejar ketertinggalan di bidang infrastruktur. Pemerintah sudah berupaya meningkatkan belanja infrastruktur yang cukup signifikan pada periode 2015-2019, setidaknya naik hampir tiga kali lipat dibandingkan periode 2010-2014 yang hanya mencapai Rp670 triliun.

"Kenapa masih kurang dan apa kendalanya? Karena adanya infrastructur gap yang cukup tinggi di Indonesia. Sehingga negeri ini butuh belanja infrastruktur yang sangat besar dan tidak hanya mengandalkan APBN karena keterbatasan ruang fiskal,” Fajar menjelaskan.

Advertising
Advertising

Sebagai sumber pembiayaan infrastruktur, APBN dan APBD mungkin hanya mampu berkontribusi maksimal 50 persen. Menurut Fajar, peranan swasta dalam skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public-Private Partnership (PPP) sepertinya memang perlu ditingkatkan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia."BUMN dan swasta perlu berkontribusi,” kata dia.

KPBU dan Proyek Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) perlu menjadi contoh skema pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur. Namun, sifat PINA dan KPBU yang memang ingin untung maka pemerintah perlu menawarkan imbal hasil investasi yang cukup menarik kepada pihak swasta dan mungkin memberikan jaminan dan insentif menarik lainnya agar skema KPBU atau PPP bisa lebih efektif. “Tapi, pemerintah juga perlu memberikan prioritas sektor manakah yang perlu didahulukan dalam proses pembangunan infrastruktur,” kata Fajar.

Berita terkait

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

2 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

4 hari lalu

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

Anggota Komisi II DPR RI, Arsyadjuliandi Rachman, mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan pembayaran lahan Tol Pekanbaru-Padang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

4 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membuka pendaftaran calon aparatur sipil negara atau CASN untuk tahun 2024, yang dibagi dalam dua tahap.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

5 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya