DPR Pertanyakan Rencana Pemerintah Kenakan PPnBM Mobil Murah

Senin, 11 Maret 2019 22:01 WIB

Proses perakitan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/ LCGC) Daihatsu Sigra di pabrik Astra Daihatsu Motor di Karawang Timur, 24 Agustus 2016. TEMPO/Bambang Harymurti

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintah mengubah skema Pajak Penjualan Barang Mewah atau PPnBM pada kendaraan roda empat mengundang pertanyaan dalam rapat konsultasi bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 11 Maret 2019.

BACA: Kalau Skema PPnBM Tak Diubah, Menperin: Mobil Listrik Sulit Dibuat di RI

Misalnya saja Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Ecky Awal Mucharam yang menyoroti dikenakannya PPnBM pada mobil tipe Low Cost Green Car (LCGC) atau dikenal dengan Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2).

"Saya konfirmasi saja pada tabel perbandingan skema PPnBM, di sini dalam skema saat ini kan KBH2 atau LCGC itu nol persen, sekarang menjadi tiga persen, berarti LCGC mendapat disinsentif kan," ujar Ecky dalam rapat konsultasi itu. Persoalan itu, menurut dia, ia angkat lantaran menyangkut dengan keadilan.

BACA: Rumah Mewah Dikenai PPnBM, Bagaimana Nasib Saham Properti?

Advertising
Advertising

Dengan skema anyar itu, Ecky mempertanyakan posisi LCGC nantinya akan seperti apa. Padahal, banyak produsen mobil murah yang sudah masuk berinvestasi di dalam negeri. Serta, mobil tipe tersebut, menurut dia, juga sudah banyak mempergunakan kandungan lokal. "Penggemarnya juga kelas petani."

Oleh karena itu, Ecky menyatakan sepakat dengan skema perubahan PPnBM yang diusulkan pemerintah. Asalkan mobil LCGC tetap mendapat insentif serupa yaitu dibebaskan dari PPnBM. "Fraksi PKS meminta agar tarif PPnBM mobil tipe KBH2 tetap nol persen," kata dia.

Anggota Komisi Keuangan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Elviana juga membenturkan kondisi itu dengan daerah pemilihannya di Jambi. Ia mempertanyakan apakah skema pajak baru itu bisa berdampak bagi masyarakat daerahnya. "Di Jambi orang kaya tidak terlalu banyak, mereka hanya menggunakan Innova, apakah mereka akan kena atau tidak dengan perubahan pajak ini?"

Pemerintah bakal mengenakan PPnBM pada LCGC atau dikenal dengan Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2). Rencana itu tertuang dalam perubahan skema PPnBM yang diusulkan pemerintah dalam rapat konsultasi bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 11 Maret 2019. "Terkait KBH2, kalau dia tetap menggunakan emisi seperti sekarang dan Euro 2, dia akan kena 3 persen," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Namun, menurut Airlangga, tarif PPnBM untuk LCGC bisa turun kalau nantinya produsen memperbaiki kualitas emisi dari mobil murah tersebut. Terkait hal tersebut, ia telah mengumpulkan para pelaku industri agar menyiapkan mesin yang ramah lingkungan. "Lalu, untuk membedakan mobil berbahan bakar listrik dan fuel, mobil listrik akan kena PPnBM nol persen, sementara untuk fuel minimal kena dua persen," ujar Airlangga.

Adapun anggota Komisi Keuangan dari Fraksi Partai Nasional Demokrat Johnny G Plate berharap pembahasan soal skema baru PPnBM itu dilakukan setelah lewat masa pemilihan umum. Hari Pencoblosan Pemilu 2019 bakal dihelat pada 17 April 2019.

Alasannya, menurut Johnny, persoalan pajak sangat erat dengan daya beli masyarakat dan pembangunan. Ia mengatakan isu tersebut sebaiknya diperhatikan dengan seksama di waktu tepat lantaran sensitif secara politik. "Saya yakin sebelum ini dibahas showroom sudah ribut duluan, daya beli turun, barang tidak laku, ekonomi macet, semua dikapitalisasi, gagal pemerintah. Ini soal perasaan dan persepsi yang dibangun," ujar dia.

Baca berita tentang PPnBM lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

1 jam lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

11 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

2 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya