Kisah Bos Bukalapak, Pernah Bangkrut Jualan Mie Ayam

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 5 Maret 2019 17:41 WIB

Pendiri dan CEO Bukalapak.com Ahmad Zaky usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu 16 Februari 2019. Sebelumnya Achmad Zaky menyebut omong kosong industri 4.0 jika budget researchand development (R&D) Indonesia masih jauh dibanding negara-negara lain lewat akun twitternya. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Sosok Achmad Zaky tidak bisa dipisahkan dari Bukalapak. Sebagai pendiri sekaligus CEO, cerita liku-liku Achmad Zaky merintis dan membesarkan Bukalapak selalu menarik untuk diketahui publik.

Baca: Sri Mulyani: Go-Jek dan Bukalapak Berhasil karena Fokus Hal Kecil

Achmad Zaky membesarkan Bukalapak bersama Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid pada Januari 2010 di Bandung. Bagaimana perjalanan Achmad Zaky membangun unicorn ini? Di hadapan ribuan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Zaky menuturkan kisah suksesnya.

Ia menutuskan selalu senang hal baru. "Hal baru memberikan pembelajaran baru dan wawasan baru. Kampus ITB saya manfaatkan juga untuk mengeksplor hal-hal baru," ujarnya.

Di ITB, Ahmad Zaky bergabung dengan banyak organisasi. "Dari kelompok mahasiswa ITB saya belajar berpikir kritis (kadang sering demo). Dari himpunan saya belajar kekompakan. Dari Menwa saya belajar kedisiplinan dan ketahanan," ujarnya.

Dia juga senang mengikuti berbagai lomba-lomba di bidang software sehingga memiliki tabungan yang lumayan besar. Berbekal tabungan itu, bersama teman-teman di Techno Entrepreneurship Club, Ahmad Zaky memulai usaha.

Advertising
Advertising

"Kami berpikir, mahasiswa ITB harusnya membuka lapangan pekerjaan, bukan malah mendesak mahasiswa lain yang dulu sudah gagal masuk ITB, masa harus gagal lagi masuk dunia kerja gara-gara mahasiswa ITB, ha ha ha," ujarnya.

Di klub ini, Ahmad Zaky dan teman-temannya membuat warung mie ayam sebagai eksperimen. "Semua menggunakan uang pribadi kami, dan ternyata gagal. Di sinilah saya pertama kali gagal dan kehilangan uang besar untuk pertama kalinya," katanya.

Sempat sedih, Ahmad Zaky pun bangkit. Justru kegagalan saat kuliah menjadi cambuk baginya memulai usaha. "Tapi belakangan saya bersyukur, karena kegagalan inilah saya bisa lebih matang menyiapkan eksplorasi saya selanjutnya," ujarnya.

Setelah lulus kuliah pada 2011, Ahmad Zaky pun memutuskan memulai situs marketplace Bukalapak. Ia melihat banyak penduduk di kampungnya yang berwirausaha, namun tak kunjung maju.

Bersama temannya, Zaky pun membuat situs yang bisa menampung usaha kecil dan menengah. Padahal saat itu bisnis internet belum sebesar saat ini.

Kini, platform belanja online ini telah berhasil menembus status sebagai unicorn dengan valuasi aset mencapai US$ 1 miliar. Bukalapak mengaku sejak 2018 sudah mencatatkan transaksi hingga Rp 4 triliun per bulan.

BISNIS

Berita terkait

Kurangi 'Bakar Uang' , CEO Bukalapak Sebut Transaksi Melonjak 200 Persen

7 Januari 2021

Kurangi 'Bakar Uang' , CEO Bukalapak Sebut Transaksi Melonjak 200 Persen

CEO Bukalapak menyebut capaian positif bisa tetap dicapai meski perusahaan mengurangi promosi 'bakar uang'yang lumrah dilakukan di bisnis sejenis.

Baca Selengkapnya

11 Tahun Berdiri, Kapan Bukalapak Mau Melantai di Bursa?

6 Januari 2021

11 Tahun Berdiri, Kapan Bukalapak Mau Melantai di Bursa?

Menurut CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, IPO memang menjadi salah satu opsi bagi perusahaan untuk meraih pendanaan.

Baca Selengkapnya

Pencurian Data Pribadi Nyata, Ini Heboh 11 Serangan Siber Sepanjang 2020

23 Desember 2020

Pencurian Data Pribadi Nyata, Ini Heboh 11 Serangan Siber Sepanjang 2020

Sejumlah platform belanja online paling banyak menghadapi serangan siber sepanjang 2020 ini.

Baca Selengkapnya

Pandemi Covid-19, V-Kool Layani Penjualan Secara Online

22 Desember 2020

Pandemi Covid-19, V-Kool Layani Penjualan Secara Online

V-Kool menyiasati situasi pandemi Covid-19 dengan penjualan online dan layanan home service.

Baca Selengkapnya

Harbolnas 12.12: Promo Lazada, Shopee, Bukalapak, sampai Garuda Indonesia

12 Desember 2020

Harbolnas 12.12: Promo Lazada, Shopee, Bukalapak, sampai Garuda Indonesia

Lazada, Bukalapak, Shopee, hingga Garuda Indonesia menawarkan promo masing-masing untuk menarik minat para pembeli pada Harbolnas 12.12..

Baca Selengkapnya

Harbolnas 12.12, Bukalapak Diskon 20 Persen untuk iPhone hingga PlayStation

7 Desember 2020

Harbolnas 12.12, Bukalapak Diskon 20 Persen untuk iPhone hingga PlayStation

Bukalapak menyediakan diskon minimal 20 persen untuk barang-barang elektronik, seperti iPhone, PlayStation, dan televisi selama Harbolnas 12.12.

Baca Selengkapnya

Bos SCTV dan Bukalapak Akuisisi 71,8 Persen Saham Omni Hospitals

1 Desember 2020

Bos SCTV dan Bukalapak Akuisisi 71,8 Persen Saham Omni Hospitals

Perusahaan induk SCTV mengakuisisi saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, pengelola RS Omni Hospitals senilai Rp581 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu: Setoran Pajak Digital Rp 195 Miliar pada Akhir Oktober 2020

19 November 2020

Kemenkeu: Setoran Pajak Digital Rp 195 Miliar pada Akhir Oktober 2020

Otoritas pajak berkomitmen untuk proaktif mengidentifikasi dan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan yang menjual produk dan layanan digital

Baca Selengkapnya

Ini Valuasi Bukalapak Setelah Microsoft Suntik Dana Rp 1,4 T

17 November 2020

Ini Valuasi Bukalapak Setelah Microsoft Suntik Dana Rp 1,4 T

Microsoft akan menjadi salah satu investor dari platform dagang elektronik (e-commerce) Bukalapak dengan menyuntikkan dana US$100 juta

Baca Selengkapnya

Per 1 Desember, Belanja di Bukalapak hingga Tokopedia Kena PPN 10 Persen

17 November 2020

Per 1 Desember, Belanja di Bukalapak hingga Tokopedia Kena PPN 10 Persen

Konsumen barang atau jasa digital asal luar negeri yang membeli dari Bukalapak, Lazada, Zalora dan Tokopedia bakal dikenakan PPN 10 persen

Baca Selengkapnya