BI Jelaskan Penyebab Inflasi Inti per Februari 2019 Melambat

Sabtu, 2 Maret 2019 15:49 WIB

Bank Indonesia (BI). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencatat inflasi inti melambat pada Februari 2019. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman Zainal mengatakan inflasi ini tercatat sebesar 0,26 persen secara month to month (mtm) pada Februari.

Baca: Tarif Ojek Online Naik, Ekonom: Inflasi Bisa 4,5 Persen Lebih

"Inflasi ini tercatat melambat dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang mencapai 0,30 persen secara month to month," kata Agusman seperti dilansir dalam keterangan resmi Bank Indonesia yang dikutip pada Sabtu, 2 Maret 2019.

Sebelumnya pada Badan Pusat Statistik atau BPS juga telah mengumumkan bahwa pada sepanpang Februari 2019 telah terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Dengan adanya deflasi ini, membuat angka inflasi secara tahun kaleder atau year to date menjadi 0,24 persen. Sedangkan angka inflasi tahunan berada pada angka 2,57 persen.

Agusman menjelaskan, komoditas yang menyumbang inflasi kelompok inti adalah tarif sewa rumah, tarif kontrak rumah, nasi dengan lauk, emas perhiasan, mobil, dan upah pembantu rumah tangga. Adapun, secara tahunan, inflasi inti tercatat tidak berubah dibandingkan dengan perkembangan Januari 2019 yakni sebesar 3,06 persen (year on year).

Advertising
Advertising

Dengan terjadinya deflasi pada tahun ini, inflasi untuk kelompok administered priced juga tercatat tetap rendah. Inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 0,06 persen month to month atau menurun jika dibandingkan pada Januari yang mencapai angka o,12 persen. "Inflasi kelompok administered prices terutama bersumber dari tarif angkutan udara, tarif kereta api dan rokok kretek filter," kata Agusman.

Menurut Agusman, secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 3,38 persen (yoy). Angka ini tercatat tidak banyak berbeda dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya yang sebesar 3,39 persen.

Selain itu, BI mencatat, deflasi pada Februari ini mengakibatkan harga kelompok volatile food mengalami penurunan setelah sebelumnya mengalami kenaikan. Tercatat pada Januari volatile food mengalami inflasi hingga 0,97 persen dan pada Februari terjadi deflasi sebesar 1,30 persen.

Baca: Ekonomi Tumbuh 5 Persen, Istana: Ada Tiga Indikator

Deflasi juga sesuai dengan pola musiman, namun lebih dalam dari rerata deflasi bulan Februari selama empat tahun terakhir sebesar 0,66 persen (mtm).

Simak berita terkait inflasi lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

59 menit lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya