Terbitkan Surat Utang SR-011, Pemerintah Bidik Rp 10 Triliun

Jumat, 1 Maret 2019 12:59 WIB

Sukuk Ritel-008 (SR-008) menawarkan kupon sangat menarik, yaitu sebesar 8,30 persen.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan penerimaan negara sebesar Rp 10 triliun dari penerbitan surat utang dalam instrumen syariah sukuk ritel dengan seri SR-011. Surat berharga negara (SBN) ini diterbitkan secara resmi oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJJPR) Kementerian Keuangan hari ini

Baca: Mayoritas Investor Surat Utang ST - 003 Adalah Generasi Milenial

"Dana yang didapatkan akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari rencana pembiayaan pembangunan dari berbagai proyek dalam APBN 2019," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman di Hotel DoubleTree di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat 1 Maret 2019.

Sejak Januari hingga Maret 2019 ini Kementerian Keuangan telah menerbitkan 3 SBN khusus retail. Ketiganya adalah seri SBR-005, ST-003 dan SR-011. Rencananya tahun ini pemerintah bakal menerbitkan lagi SBN khusus retail total sebanyak 10 seri atau meningkat dari tahun 2018 yang hanya 5 seri.

Adapun dari dua instrumen yang telah diterbitkan sebelumnya, yakni seri SBR-005 dan ST-003, terlihat cukup banyak diminati investor. Sebab, dari target indikatif yang dipatok pemerintah pada dua instrumen itu, keduanya mampu melebihi target indikatif.

Advertising
Advertising

Misalnya untuk seri SBR-005 penerimaan yang didapat mencapai Rp 4 triliun dari target Rp 2 triliun. Sedangkan, untuk ST-003 penerimaan dana yang didapat mencapai angka Rp 3,1 triliun dari target Rp 2 triliun.

Lebih jauh Luky menjelaskan meski ditarget sebesar Rp 10 triliun, jumlah ini bisa bertambah tergantung minat dari investor untuk membeli sukuk seri ini. Artinya, pemerintah juga telah menyiapkan dana jika minat terhadap seri ini melonjak. "Kami fleksibel terkait target penerimaan itu," kata dia.

Target tersebut lebih tinggi dibandingkan dua instrumen sebelumnya karena jenis ini memiliki sifat bisa diperjual belikan (tradeable). Dengan sifat sukuk yang diperjualbelikan di pasar sekunder, maka diperkirakan peminatnya akan lebih banyak.

Sementara itu, sukuk seri ini memiliki imbal hasil atau kupon sebesar 8,05 persen per tahun yang tetap. Artinya, tingkat imbal hasil tak dipengaruhi kondisi suku bunga acuan. Adapun bagi investor yang berminat membeli sukuk seri ini bisa membeli mulai dari harga minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.

Baca: Sejak 2014, Utang Pemerintah Jokowi Naik Rp 1.889 T

Sedangkan, masa penawaran untuk surat utang seri SR011 dilakukan pada tanggal 1-21 Maret 2019 dengan waktu settlement pada 28 Maret 2019. Dengan tenor selama 3 tahun, atau memiliki tanggal jatuh tempo pada 10 Maret 2022.

Berita terkait

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

1 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

5 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

6 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

6 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

7 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

7 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

8 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya