Indonesia, Malaysia dan Kolombia Melawan Larangan Sawit Uni Eropa

Kamis, 28 Februari 2019 15:37 WIB

Petani kelapa sawit membawa hasil panen kelapa sawit di tengah banjir luapan Sungai Kampar di Desa Kualu Kabupaten Kampar, Riau, Ahad, 9 Desember 2018. Petani mengeluhkan banjir membuat proses panen kelapa sawit tidak maksimal karena butuh tenaga ekstra untuk membawa sawit melalui banjir. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia yang tergabung dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), yaitu Indonesia, Malaysia, dan Kolombia, hari ini, Kamis, 28 Februari 2019, bertemu di Hotel Mulia, Jakarta Pusat. Usai pertemuan, menteri dari ketiga negara sepakat untuk melawan larangan penggunaan biofuel berbahan dasar kelapa sawit oleh Uni Eropa dalam kebijakan Renewable Energy Directive (RED II).

Simak: Studi IUCN: Kelapa Sawit Lebih Efisien dalam Penggunaan Lahan

"Para menteri sepakat untuk mengirim joint mission ke Uni Eropa guna menyuarakan isu ini," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam The 6th Ministerial Meeting of Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Kamis 28 Februari 2019.

Larangan dari Uni Eropa ini muncul karena mereka memasukkan minyak kelapa sawit dalam kategori high-risk Indirect Land Use Change (ILUC) alias pengalihan penggunaan lahan yang memiliki resiko tinggi. Akibatnya, minyak kelapa sawit dinilai berkontribusi pada deforestasi maupun perubahan iklim.

Advertising
Advertising

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend telah menegaskan bahwa Uni Eropa sama sekali tidak akan bertindak diskriminatif, terutama terhadap sawit Indonesia. Selama ini, standar perkebunan keberlanjutan juga diberlakukan pada sumber bahan biofuel lainnya seperti jagung, hingga kedelai. "Jadi tidak hanya sawit saja," ujarnya.

Tapi bagi Indonesia, Malaysia, dan Kolombia, kata Darmin, RED II adalah sebuah bentuk diskriminasi dan kompromi politik di internal Uni Eropa. Uni Eropa, kata dia, mengisolir minyak kelapa sawit demi menguntungkan bahan baku biofuel dari minyak nabati lainnya. "Larangan biofuel berbasis CPO lewat konsep ILUC ini, yang padahal secara ilmiah masih dipertanyakan," kata Darmin.

Alasannya, kriteria dalam ILUC memang sedari awal difokuskan pada CPO maupun deforestasi. Sebaliknya, ILUC ini tidak memasukkan masalah lingkungan pada sumber minyak nabati lainnya. "Gak bisa kayak ILUC, yang diserang di awal hanya kelapa sawit, itu namanya tidak beradab," ujarnya.

Menteri Industri Primer Malaysia Theresa Kok yang ikut hadir dalam pertemuan menilai Uni Eropa ketidakadilan Uni Eropa tidak hanya pada konsep ILUC, tapi juga pada upaya pengembangan sawit secara berkelanjutan oleh Indonesia dan Malaysia. "Kalau kita sudah membangun dengan sustainability, mereka justru gak respon, it is not fair (ini tidak adil)," kata dia.

Untuk itu, joint mission atau tim misi gabungan ketiga negara ini akan segera menyampaikan sikap langsung ke Uni Eropa. "Kami akan menyuarakan keprihatinan dan bantahan-bantahan kami," kata dia.

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

18 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

20 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

2 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

3 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

3 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

3 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

3 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya