Wilayah Udara Pakistan Ditutup, Ribuan Penerbangan Terganggu

Kamis, 28 Februari 2019 13:25 WIB

Pesawat tempur India menjatuhkan bom di wilayah Pakistan.[Aljazeera]

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan penerbangan internasional terganggu akibat penutupan akses wilayah udara Pakistan oleh pemerintah setempat. Hal ini menyusul meningkatnya tensi antara Pakistan dan India.

Baca: Delegasi Sawit RI Perkuat Pasar Pakistan

Penutupan wilayah udara mendadak yang diumumkan Pakistan pada Rabu kemarin masih berlanjut hingga hari ini, Kamis, 28 Februari 2019. Akibatnya, maskapai negara dunia yang kerap melintasi wilayah udara Pakistan, salah satu rute utama dari Asia Tenggara ke Eropa, mengalihkan jalur atau membatalkan penerbangan.

"Semua penerbangan komersial internasional dan domestik yang masuk dan keluar dari Pakistan dibatalkan sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan kepada CNN.

Thai Airways asal Thailand mengumumkan bahwa semua rute Eropa yang berangkat antara 27 Februari malam sampai 28 Februari 2019 dibatalkan dengan alasan "telah terjadi penutupan tiba-tiba wilayah udara Pakistan akibat dari ketegangan antara India dan Pakistan."

Advertising
Advertising

Maskapai tersebut menyebutkan sampai hari ini, Kamis, 28 Februari 2019, tidak akan ada penerbangan Thai Airways untuk rute antara Bangkok dan London, Munich, Paris, Brussels, Milan, Wina, Stockholm, Zurich, Kopenhagen serta Oslo. Thai Airways menyatakan pihaknya masih menunggu izin otoritas wilayah udara untuk melanjutkan operasional pada rute alternatif yang tidak melewati Pakistan.

Sementara itu, sejumlah maskapai lain mengambil opsi pengalihan rute dan memilih melakukan transit untuk mengisi ulang bahan bakar sehingga bisa melewati jalur alternatif untuk menghindari kawasan udara Pakistan. Hal ini dilakukan Singapore Airlines yang menyatakan beberapa penerbangan rute Singapura-London harus berhenti di Dubai atau Mumbai, India untuk mengisi bahan bakar.

Analis penerbangan Geoffrey Thomas mengatakan gangguan rute itu kemungkinan akan menelan biaya jutaan dolar. "Wilayah udara Pakistan merupakan salah satu koridor utama penerbangan. Penutupan ini adalah masalah serius karena lalu lintas penerbangan harus dialihkan ke rute yang lebih jauh ke selatan Teluk Arab," kata Thomas.

Thomas menambahkan, penerbangan tidak bisa dialihkan ke jalur utara karena terdapat Pegunungan Himalaya. "Anda tidak bisa terbang di atasnya," ucapnya.

Baca: Pakistan Dilirik sebagai Pasar Potensial Minyak Sawit

Tensi antara India dan Pakistan terus meningkat sejak pertengahan Februari lalu setelah serangan bom bunuh diri di Kashmir menewaskan 40 anggota militer India. Hubungan keduanya semakin memburuk setelah Pakistan pada Rabu kemarin mengumumkan bahwa militernya telah menembak jatuh dua pesawat India yang terbang di atas wilayah sengketa Kashmir.

BISNIS

Berita terkait

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

6 jam lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

13 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

1 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

2 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

2 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

2 hari lalu

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

Berikut ini enam tips yang dapat dilakukan sebelum dan saat liburan bersama anak penyandang autisme

Baca Selengkapnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini

2 hari lalu

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini

Sejumlah bandara di wilayah udara Sulawesi masih ditutup operasionalnya hari ini akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang yang kembali erupsi. AirNav Indonesia mengumumkan setidaknya ada lima bandara di wilayah Sulawesi yang penutupan operasionalnya diperpanjang.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

2 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya