Strategi Bank Indonesia Menyiapkan Ekosistem Ekonomi Halal

Kamis, 21 Februari 2019 18:46 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Gedung Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 25 Januari 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan prospek ekonomi halal di Indonesia bisa bertumbuh baik. Menurut dia, ekonomi halal di Indonesia perlu dikembangkan, mengingat banyak negara sukses mendorong industri halal.

Simak: Ekonom: Bank Indonesia Perlu Tahan Suku Bunga Acuan, Sebab...

Menurut dia ada empat bidang ekonomi halal yang memiliki prospek yang baik. "Kuliner halal, fashion halal, dan juga tourism halal, dan juga tentu saja ke depannya terkait dengan kosmetika halal," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 21 Februari 2019.

Menurut Perry, strateginya yang diperlukan untuk membangun ekonomi halal, salah satunya harus menciptakan ekosistem ekonomi halal. Ekosistem ekonomi halal, kata dia bisa bisa dilihat dan di mulai dari sisi sektor-sektor yang perlu dikembangkan tadi, seperti makanan, fashion, tourism, maupun juga kosmetika.

"Bisa juga dari sisi pelakunya. Ekosistemnya harus dikembangkan jadi ekonomi halal yang berbasis komunitas, apakah pesantren maupun komunitas muslim, ekonomi halal yang berbasis industri, apakah industri kelas menengah ataupun besar," kata dia.

Oleh karena itu, kata Perry, kebijakan-kebijakan Bank Indonesia diarahkan untuk mendukung ekosistem ekonomi halal. Baik melalui pengembangan ekonomi di komunitas, termasuk pesantren, maupun sinergi dengan Komite Nasional Keuangan Syariah dan berbagai pelaku industri untuk bagaimana mengembangkan industri halal.

Hal itu Perry sampaikan usai mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur atau RDG BI pada 20-21 Februari 2019. Rapat itu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Perry meyakini bahwa tingkat suku bunga kebijakan tersebut konsisten dengan upaya memperkuan stabilitas eksternal, khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan pada batas yang aman.

"Dan mempertahankan daya tarik aset domestik. BI juga terus menempuh operasi moneter untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas dalam mendorong oembiayaan perbankan," kata Perry.

Ke depan, kata dia, Bank Indonesia akan menempuh kebijakan makro prudentsial akomodatif dan penguatan sistem pembayaran dalam rangka memperluas pembiayaan ekonomi.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

1 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

1 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

1 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

1 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya