Jokowi Singgung Lahan Prabowo, Luhut: Tidak Menyerang Pribadi

Rabu, 20 Februari 2019 13:41 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menguasai sekitar 15.600 hektar lahan tambang dan kelapa sawit di Kutai Kartanegara. Luhut juga merupakan inisiator tim Bravo-5. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut langkah Presiden Joko Widodo mengungkap lahan yang dimiliki Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto bukan menyerang pribadi. Sebab, itu sudah menjadi data publik. "Itu enggak menyerang, beliau juga bilang kok tanah Pak Luhut juga ada kok, itu kan sekarang data publik," ujar Luhut di Hotel Rafles, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019.

BACA: Jusuf Kalla: Prabowo Bayar Tunai USD 150 Juta Lahan di Kaltim

Dengan kebijakan satu peta yang dicanangkan pemerintahan Jokowi, menurut dia, dapat terlihat kepemilikan tanah milik perorangan. "Kamu bisa google punya si fulan berapa sih propertinya dan dimana saja, kok kamu pejabat negara, bukan pedagang, punya tanah di sana sini, rumah di sana, salah itu?"

Luhut menegaskan semua data yang diungkapkan oleh calon presiden inkumben itu adalah data publik dan semua informasi itu sejatinya tidak bisa disembunyikan. "Saya kan juga punya harta itu ada dan ketahuan," kata dia. "Saya kan enggak bisa bohong, misalnya Pak Luhut punya gedung di Kuningan, ya memang punya, masak mau disembunyikan?" kata dia.

BACA: Soal Lahan Prabowo di Kalimantan, JK: Saya yang Memutuskan

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memprotes pernyataan calon presiden inkumben Joko Widodo tentang lahan milik Prabowo di Aceh Tengah dan Kalimantan Timur. BPN menganggap pertanyaan itu menyerang pribadi Prabowo.

"Kami mempersoalkan itu, karena ketentuannya, kan, enggak boleh menyerang pribadi," kata politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad, 17 Februari 2019.

Menjelang berakhirnya segmen ketiga debat capres, Ahad lalu, Jokowi menyinggung kepemilikan lahan oleh Prabowo seluas 220 ribu hektare di Kalimantan Timur dan 120 ribu hektare di Aceh Tengah. Hal itu dia sampaikan saat dia dihadapkan pada pertanyaan ihwal reforma agraria.

Prabowo tak memiliki kesempatan untuk langsung menanggapi, sebab segmen ketiga telah habis. Belakangan dalam pernyataan penutup debat, Prabowo mengakui memiliki lahan seluas itu. Namun, dia menambahkan bahwa status tanah itu merupakan hak guna usaha (HGU). Prabowo juga mengaku rela jika sewaktu-waktu negara ingin mengambil kembali tanah tersebut.

Namun, Prabowo mengimbuhkan lagi, tanah itu lebih baik dia yang mengurus ketimbang dikelola oleh pihak asing. "Lebih baik saya yang kelola karena saya nasionalis dan patriot," kata mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu.

Jansen mengatakan keberatan atas pernyataan Jokowi itu jugalah yang membuat BPN beramai-ramai menghampiri komisioner Komisi Pemilihan Umum saat jeda setelah segmen ketiga. Kata Jansen, KPU menyatakan bahwa larangan menyerang pribadi itu telah disampaikan kepada Jokowi.

"Sudah kami terangkan ke Pak Jokowi, katanya, enggak boleh menyerang pribadi," kata Jansen. Dia pun mempertanyakan apakah KPU sudah menyampaikan informasi itu ke Jokowi.

Baca berita lainnya tentang Prabowo di Tempo.co.

BUDIARTI UTAMI

Berita terkait

Suasana Jokowi, Budi Arie, hingga Bahlil Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

3 jam lalu

Suasana Jokowi, Budi Arie, hingga Bahlil Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

Jokowi tampak antusias melihat tayangan besar yang menempel di dinding ruang utama Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

4 jam lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

Aboe Bakar mengatakan PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode atau 10 tahun berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Jokowi Ikut Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan di Istana

5 jam lalu

Para Menteri Jokowi Ikut Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan di Istana

Presiden Jokowi mengundang relawan dan Menteri untuk hadir ke Istana menyaksikan dan nonton bareng semifinal AFC U-23 Indonesia lawan Uzbekistan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu CEO Microsoft Besok, Bahas Potensi Investasi Rp 14 Triliun

5 jam lalu

Jokowi Bertemu CEO Microsoft Besok, Bahas Potensi Investasi Rp 14 Triliun

Investasi Microsoft tersebut bakal tersebar dalam beragam bentuk termasuk salah satunya untuk pengembangan talenta digital.

Baca Selengkapnya

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

5 jam lalu

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

Perludem menilai politisasi bansos dan mobilisasi aparat akan tetap terjadi di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

6 jam lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Relawan di Istana, Nobar Timnas U-23 Indonesia lawan Uzbekistan

6 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Relawan di Istana, Nobar Timnas U-23 Indonesia lawan Uzbekistan

Presiden Jokowi nonton laga Tim Nasional atau Timnas U23 Indonesia melawan Uzbekistan dalam semifinal piala Asia.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

7 jam lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

7 jam lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

7 jam lalu

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

Partai Gelora meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya