Airbus Hentikan Produksi A380, Ini Kata PT Dirgantara Indonesia

Jumat, 15 Februari 2019 17:15 WIB

Pesawat Superjumbo A380 Airbus terletak di landasan di mana ia dibongkar di tempat perusahaan daur ulang dan penyimpanan ruang angkasa Prancis Tarmac Aerosave di Tarbes, Prancis barat daya, 14 Februari 2019. A380 mampu mengangkut 544 orang penumpang dan dirancang untuk menandingi pesawat Boeing 747 yang legendaris. REUTERS/Regis Duvignau

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia Irzal Rinaldi Zailani mengatakan PT Dirgantara Indonesia sudah dikabari oleh Airbus jauh sebelum perusahaan itu mengumumkan rencana penghentian produksi A380 pada 2021.

BACA: Airbus Hentikan Produksi Superjumbo Jet A380 pada 2021

“Sebenarnya, Airbus waktu sebelum memutuskan untuk memberhetnikan A380 itu, mereka sudah bicara semua dengan yang namanya tier-supplier mereka. Kita kan tier-suplier-nya dia, Kita sedikit banyak sudah tahu tentan isu ini,” kata saat dihubungi Tempo, Jumat, 15 Februari 2019.

Irzal mengatakan, PT DI saat ini menjadi pemasok komponen A380 pada kategori Tier-1 “Sejak pertama kali A380 masuk dalam produksi serial mereka, kita sudah jadi Tier-1 supplier mereka,” kata dia.

Menurut Irzal, PT DI sudah memasok komponen-komponen pesawat A380 itu sejak pesawat itu mulai terbang perdana. “Nyaris sejak dia itu terbang perdana, nyaris 8 tahun yang lalu. Pesawat itu (yang terbang perdana) juga dengan komponen dari kita,” kata dia.

Advertising
Advertising

Irzal mengatakan, sejak awal produksi A380, PT DI sudah mengantungi kontrak dengan Airbus untuk memasok sejumlah komponen pesawat itu., Kontrak tersebut berakhir pada 2020. “”Itu (nilai kontrak) order-nya sekitar 20 jutaan Dollar AS,” kata dia.

BACA: Luhut: Lion Air dan Garuda Ingin Kerja Sama Pemeliharaan Airbus

Sejumlah komponen bagian pesawat A380 yang dipasok PT DI. “Kita mensuplai inbord-outbord flat leading edge, itu bagian komponen sayap yang paling depan. Nah itu semuanya kita yang bikin. Kita bikin juga Fixture dan Jig. Fixture itu artinya ada beberapa komponen di dalam sayap yang sifatnya bracket, attachment, itu kita yang bkin,” kata Irzal.

Irzal mengatakan PT DI berkomitmen menyelesaikan kontrak pesanan komponen yang tercantum dalam kontrak tersebut hingga batas waktu berakhirnya kontrak tersebut pada 2020. “Kita sesuaikan kewajiban, aritnya, kita bisa menyelesaikan itu semua,” kata dia.

Menurut Irzal, penghentian produksi A380 bakal berpengaruh pada pendapatan PT DI, tapi dia optimis kehilangan pendapatan itu akan ditutup dari kontrak lainnya dengan Airbus. PT DI saat ini tidak melulu memasok komponen pesawat untuk A380, nyaris semua pesawat produksi Airbus ada bagian komponennya yang dipasok oleh PT DI. “Yang paling banyak di situ,” kata dia.

Potensi pendapatan yang hilang dengan berhentinya produksi A380 misalnya, optimis akan ditutup dengan kontrak pesanan komponen pesawat A320 yang memiliki pangsa pasar lebih luas. PT DI misalnya sudah mengantungi kontrak memasok sejumlah komponen pesawat A320.

"Sebenarnya A320 itu pangsa pasarnya lebih besar dari A380 yang (komponennya) kita suplai buat mereka itu. Jadi bisa dibilang ada sedikit pengurangan. Tapi mudah-mudahan tetap terecover dengan di kompensasi dari A320,” kata Irzal.

Sebelumnya, perusahaan manufaktur pesawat terbang Eropa, Airbus, menghentikan produksi pesawat superjumbo A380 karena penjualannya relatif seret. A380 merupakan pesawat terbang terbesar dengan dua tingkat, yang memiliki ruang kabin luas untuk penumpang. Pesawat ini mampu mengangkut 544 orang penumpang dan dirancang untuk menandingi pesawat Boeing 747 yang legendaris.

Pesawat superjumbo ini kurang laku di pasaran, yang lebih memilih pesawat generasi terbaru dengan ukuran lebih ramping, dan cepat. Manajemen Airbus mengatakan pesawat A380 terakhir akan diproduksi pada 2021.

“Ini merupakan keputusan menyakitkan bagi kami. Kami telah menginvestasikan banyak usaha, sumber daya, dan keringat. Tapi tentu kami perlu bersikap realistis,” kata CEO Airbus, Tom Enders, seperti dilansir Reuters dan diikuti Channel News Asia pada Kamis, 14 Februari 2019.

Berita terkait

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

6 menit lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

Keberadaan bandara internasional terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

7 jam lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

8 jam lalu

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

Bandara yang statusnya diubah dari internasional menjadi domestik masih dimungkinkan untuk kembali berubah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

11 jam lalu

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

Kemenhub memangkas sejumlah bandara internasional yang dinilai belum memanfaatkan perjalanan internasional.

Baca Selengkapnya

Tidak Berstatus Internasional, Bandara Adi Soemarmo tetap Layani Penerbangan Haji 2024

1 hari lalu

Tidak Berstatus Internasional, Bandara Adi Soemarmo tetap Layani Penerbangan Haji 2024

Bandara Adi Soemarmo Solo tidak lagi menyandang status sebagai bandara internasional. Tapi tetap layani penerbangan haji.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

2 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

3 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

3 hari lalu

Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

Flight Academy, wahana baru kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta bisa jadi pilihan mengajak anak menjelajahi dunia penerbangan

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya