Tiket Pesawat Mahal, Asita akan Berunjuk Rasa ke Istana

Reporter

Antara

Selasa, 12 Februari 2019 08:29 WIB

Ilustrasi jasa pengiriman barang di pesawat. joc.com

TEMPO.CO, Jakarta -Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau ASITA akan menggelar aksi unjuk rasa ke Istana Negara di Jakarta untuk menuntut penurunan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar.

BACA: Tiket Pesawat Naik, Menpar: Okupansi Hotel Turun 30 Persen

Ketua ASITA NTB Dewantoro Umbu Joka, mengatakan aksi unjuk rasa ke Istana Negara itu akan diikuti seluruh DPD ASITA di seluruh Indonesia. "Demonya nanti tanggal 28 Pebruari di Istana Negara. Permintaannya agar pemerintah meninjau ulang harga tiket pesawat dan bagasi berbayar," ujarnya, Senin, 11 Februari 2019 di Mataram.

Kebijakan maskapai yang menaikkan harga tiket pesawat justru telah merugikan sektor pariwisata. Termasuk di NTB, khususnya Lombok sebagai destinasi wisata di tanah air.

"Kita tahu budaya wisatawan nusantara itu berbelanja. Beda dengan wisatawan mancanegara. Karena ada penerapan bagasi berbayar minat wisatawan nusantara berbelanja jadi berkurang, akhirnya orang mau berlibur pun juga ikut menurun," terangnya.

Advertising
Advertising

BACA: Tiket Pesawat Mahal, Bandara Minangkabau Sepi Penumpang

Akibat menurunnya kunjungan wisatawan tersebut, berimbas pada biro perjalanan wisata. "Anggota ASITA itu ada 7.000 orang se-Indonesia. NTB ada 160 lebih. Belum terhitung pegawai. Jadi banyak orang yang terdampak dari mahalnya harga tiket dan bagasi berbayar ini," ungkap Umbu Joka.

Bahkan, akibat tingginya harga tiket penerbangan dan penerapan bagasi berbayar tersebut, ada diantara anggota ASITA yang harus menutup usahanya. Karena tidak kuat menanggung kerugian yang dialami.

"Boro-boro ada pemasukan. Yang ada malah rugi. Anggota kita sampai ada yang tutup sementara sambil melihat kondisi kembali normal, bahkan ada yang sampai gulung tikar," terangnya.

Hahalnya harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar tidak bisa hanya diselesaikan oleh daerah. Sehingga butuh intervensi pemerintah pusat. Sebab, akibat dari kebijakan itu tekah berdampak nasional.

"Disaat pemerintah ingin mengembangkan pariwisata untuk meningkat perekonomian masyarakat kecil. Justru tidak diikuti dengan kebijakan yang mendukung pariwisata. Bagi kami ini tentu tidak lazim," ucapnya.

Melalui aksi tersebut diharapkan pemerintah bisa mencari jalan keluar sehingga persoalan ini tidak mematikan sektor pariwisata. Terlebih lagi bagi NTB yang saat ini sedang masa pemulihan pascagempa bumi.

"Bagi kami kenaikan harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar tidak tepat di saat kondisi serba sulit seperti ini," katanya.

Berita terkait

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

1 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

1 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

2 hari lalu

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

Penumpang memiliki hak mendapat kompensasi dari maskapai jika terjadi keterlambatan penerbangan pesawat.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

3 hari lalu

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

Tak semua maskapai penerbangan membolehkan penumpang bawa hewan peliharaan, pastikan tahu berikut sebelum beli tiket.

Baca Selengkapnya

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

3 hari lalu

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

4 hari lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

6 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

7 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

7 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 25 April 2024, dimulai dari program unggulan Prabowo - Gibran telah dibahas oleh Presiden Jokowi di RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya