JK Usulkan Strategi Atasi Defisit BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Rabu, 30 Januari 2019 15:34 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla berjalan seusai menyematkan penghargaan Satyalencana Kebaktian Sosial bagi para donor darah sukarela di Jakarta, Sabtu 26 Januari 2019. Pemerintah menganugerahkan Satyalencana Kebaktian Sosial bagi 840 pendonor darah sukarela dari 23 provinsi yang telah mendonorkan darah sebanyak 100 kali. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengusulkan sejumlah strategi mengatasi masalah keuangan yang dihadapi BPJS Kesehatan. Sejak dibentuk, BPJS Kesehatan tersebut terus mengalami defisit.

Baca juga: Wapres Jusuf Kalla Dorong BPJS Kesehatan Berpromosi

JK menilai kenaikan premi merupakan langkah mengatasi defisit. "Tapi itu juga barangkali belum cukup," kata Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres, Bambang Widianto saat menjelaskan ide JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019.

Menurut JK, BPJS Kesehatan perlu membatasi layanannya. Sebelumnya layanan terhadap pasien katarak, bayi baru lahir sehat, serta rehabilitasi medik. Namun Mahkamah Agung membatalkan keputusan yang dibuat Direktur BPJS Kesehatan.

Pemerintah kembali membahas soal pembatasan layanan. "Itu lagi digodok oleh Menteri Kesehatan, belum final," ujar Bambang.

Solusi lain yang diusulkan JK adalah pembagian beban pembiayaan dengan pemerintah daerah melalui BPJS di daerah. Caranya, pemerintah memberi dana tertentu. Jika peserta di daerah melebihi dana tersebut, daerah harus menalangi.

JK percaya pembagian tanggung jawab ini mendorong pemerintah daerah melakukan tindakan promotif dan preventif. Salah satunya dengan meningkatkan layanan puskesmas. Selama ini, tugas itu dilimpahkan ke pemerintah pusat. "Inginnya beliau (wapres) begitu. Tapi BPJS sepertinya agak susah mendorong itu," ujarnya.

Sebelumnya, JK menerima Pengurus Pusat Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia. Para pengusaha farmasi itu mengeluh mengenai BPJS Kesehatan yang belum membayar tunggakan penggunaan obat.

Ketua Umum GP Farmasi Indonesia Tirto Kusnadi mengatakan tunggakan yang belum dibayar rumah sakit mencapai Rp 3,6 triliun. "Cukup lama utangnya. Ada yang 60 hari, 90 hari, ada juga yang sudah sampai 120 hari belum terbayar," kata dia usai bertemu JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019.

Tirto mengatakan nilai tersebut cukup besar. Keterlambatan pembayaran dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan industri. Salah satu pemicu tunggakan ini ialah status industri farmasi sebagai sub kontraktor dalam sistem jaminan kesehatan nasional. Perusahaan mensuplai obat ke rumah sakit sehingga obat tidak langsung dibayarkan oleh BPJS Kesehatan.

Tirto mengatakan dana yang dikucurkan BPJS Kesehatan kepada rumah sakit tak dipakai untuk membayar lunas utang-utang obat. Menurut dia, rumah sakit pasti memilih mendahulukan membayar gaji pegawai dan kebutuhan mendesak seperti bahan makanan untuk pasien. "Seperti kemarin, bantuan Rp 10 triliun itu paling kira-kira hanya 6-10 persen yang terbayar ke farmasi," kata dia.

Advertising
Advertising

Menurut Bambang, tunggakan BPJS Kesehatan saat ini cukup besar. "Ini baru dibayar Rp 300 miliar dari sekitar Rp 3 triliun. Jadi baru 10 persen," katanya.

Dalam pertemuan itu JK menanggapi keluhan GP Farmasi dengan memberi penjelasan bahwa pemerintah tengah mencarikan bantuan keuangan untuk BPJS Kesehatan. Tahun lalu pemerintah sudah mengucurkan Rp 10,5 triliun untuk menutup defisit lembaga tersebut.

Berita terkait

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

3 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

1 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

7 hari lalu

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

Salah satu kemudahan yang diberikan saat ini adalah peserta JKN aktif dapat berobat hanya dengan menunjukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Baca Selengkapnya

Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Masyarakat Jalani Pengobatan

7 hari lalu

Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Masyarakat Jalani Pengobatan

Kehadiran aplikasi Mobile JKN kemudahan layanan kesehatan bagi peserta JKN

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

12 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

13 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

15 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

16 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

16 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

27 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya