Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Gedung Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 25 Januari 2019. Tempo/Fajar Pebrianto
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan lembaganya telah mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Dia mengatakan salah satu yang telah dilakukan bank sentral adalah menetapkan kebijakan suku bunga secara forward looking dan pre-emptive.
"Kenaikan kami terakhir di bulan November 2018 udah mem price-in dan memperhitungkan kenaikan suku bunga The Federal Reserve di bulan Desember dan Maret 2019," kata Perry saat mengelar konferensi pers bersama dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK di Kantor Kementerian Keuangan pada Selasa, 29 Januari 2019.
Adapun sepanjang 2018, BI telah menaikkan suku bunga sebanyak 7 kali atau sebesar 175 basis poin. Adapun hingga Januari 2019, tingkat suku bunga acuan BI atau 7 Days Repo Rate telah mencapai 6 persen.
Perry menjelaskan, menurut perkiraan BI, pada 2019 The Fed hanya menaikkan suku bunganya sebanyak 2 kali. Dengan perkiraan itu, kata Perry, kenaikan tingkat suku bunga BI diprediksi sudah hampir mencapai puncaknya.
Menurut Perry, dampak kenaikan suku bunga terhadap inflasi dan pertumbuhan baru terasa dalam jangka waktu 6 kuartal atau 1,5 tahun. Sebab, kenaikan suku bunga acuan terlebih dulu ditransmisikan di pasar uang melalui deposito, kredit dan baru berdampak terhadap pertumbuhan.
Selain itu, BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk meminimalisir dampak. Salah satunya adalah dengan cara mengendorkan jumlah likuiditas termasuk aturan-aturan mengenai likuditas.
Contoh lain, BI juga telah menetapkan pelonggaran terhadap Giro Wajib Minimal (GWM) dari 3 persen setiap hari menjadi rata-rata selama dua minggu dengan angka yang sama. BI juga telah merelaksasi ketentuan secondary reserve, sehingga likuiditas makroprudensial yang bisa masuk REPO menjadi 4 persen dari sebelumnya hanya 2 persen.
Sehingga bank-bank bisa menjadi lebih fleksibel dalam melakukan manajemen likudiitas. Mulai tahun ini, BI juga memperbanyak operasi lelang moneter ekspansi, injeksi likuditas melalui swap atau melalui REPO. "Dengan cara ini kami harapkan dampak kenaikan suku bunga terhadap suku bunga kredit, tidak akan terlalu tinggi," kata Perry.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
6 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.