Utang Luar Negeri Tembus Rp 5.220 T, BI Sebut Masih Aman

Kamis, 24 Januari 2019 17:20 WIB

Petugas penukaran mata uang asing menghitung uang pecahan 100 dolar AS di lokasi penukaran uang di kawasan Kwitang, Jakarta, 28 Maret 2018. Kurs rupiah menyentuh posisi Rp13.745 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (28/3/2018). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI menjelaskan bahwa rasio utang luar negeri atau ULN Indonesia masih di batas aman. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Aida S Budiman menjelaskan saat ini rasio utang luar negeri jangka pendek berada pada kisaran 13,2 persen dibandingkan Produk Domestik Bruto.

Baca juga: Utang Luar Negeri Sudah Lampu Kuning, Ini Gambaran dan Dampaknya

"Misalnya, Filipina yang menyentuh 16,8 persen, Malaysia dan Thailand yang berada di atas 14 persen. Jangka pendek itu sangat aman, kecil dibandingkan PDB," kata Aida saat mengelar konferensi pers di Kantor BI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis 24 Januari 2019.

Menurut catatan BI, hingga November 2018 posisi utang luar negeri Indonesia tercatat US$ 372,9 miliar atau setara Rp 5.220 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS. Utang luar negeri ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 183,5 miliar, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar US$ 189,3 miliar.

Posisi utang luar negeri tersebut meningkat US$ 12,3 miliar dibandingkan posisi pada akhir bulan sebelumnya. Secara tahunan, utang luar negeri November 2018 tumbuh 7,0 persen secara year to year. Peningkatan pertumbuhan utang luar negeri tersebut bersumber baik dari utang luar negeri pemerintah maupun swasta.

Menurut Aida posisi utang luar negeri tersebut aman karena utang jangka pendek juga memiliki komposisi lebih kecil dibandingkan jangka panjang. Data BI menunjukkan utang luar negeri jangka panjang memiliki komposisi terbesar yakni 80 persen dari keseluruhan utang.

Advertising
Advertising

Sedangkan dari sisi solvabilitas, atau kemampuan BI dalam membayar utang berada di posisi medium, yakni mencapai 34,5 persen dibandingkan produk domestik bruto atau PDB. Kondisi ini serupa dengan posisi di negara lain seperti Brazil, Thailand dan sedikit diatas India.

"Dengan cadangan devisa BI, seluruh utang luar negeri tersebut itu lebih rendah, karena BI bisa biayai utang itu dua kali," kata Aida.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

12 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

22 jam lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

1 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

2 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya