Ekonomi 2018 Berat, Chatib Basri Sebut Sri Mulyani Terlalu Humble

Selasa, 22 Januari 2019 17:01 WIB

Sri Mulyani. Indrawati. Instagram.com/@smindrawati

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Muhammad Chatib Basri memuji kinerja dari Menteri Keuangan saat ini, Sri Mulyani Indrawati. Menurut Chatib, bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berhasil membuat sejumlah indikator perekonomian Indonesia tetap bagus mesti banyak tekanan.

Simak: Prabowo Sebut Indonesia Setingkat Haiti, Sri Mulyani: Adoh!

"Menurut saya Ibu Sri Mulyani terlalu humble untuk bilang sesuatu yang terjadi," kata Chatib dalam acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Januari 2019. "I took it personally, prestasinya sangat baik."

Sri Mulyani juga hadir dalam diskusi ini dan menjadi pembicara pertama. Ia menyampaikan bahwa Ia bersyukur pemerintah bisa menutup tahun 2018 dengan sangat baik. Estimasi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 sebesar 5,17 persen, inflasi dijaga rendah di angka 3,5 persen, dan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa diraih di bawah target yaitu 1,76 persen. "Kami terus menjaga agar kapal (Indonesia) ini tidak oleng."

Ada dua sebab Chatib memuji Sri Mulyani. Pertama karena tahun tekanan ekonomi di 2018 yang dihadapi Sri Mulyani lebih berat ketimbang tahun 2013 yang pernah dihadapinya. Di tahun 2013, memang terjadi gejolak ekonomi tapi hanya disebabkan oleh satu faktor yaitu kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat The Fed yang menaikkan suku bunga. Akibatnya, dana pun pindah cepat ke AS

Tapi di tahun 2018, kata Chatib, Sri Mulyani menghadapi dua tekanan global, yaitu kenaikan suku bunga AS dan perang dagang negara itu dengan beberapa negara lain seperti Meksiko dan Cina. Tak sampai di situ, Sri juga harus menghadapi ketidakpastian ekonomi dari kebijakan Presiden AS Donald Trump. Tapi, kata Chatib, Sri Mulyani berhasil menghadapinya dengan menerapkan instrumen fiskal yang tepat. "Saya mesti bilang, seandainya fiskal terlambat untuk menyesuaikan, rupiah bisa jatuh hingga Rp 15.200 per dolar AS."

Advertising
Advertising

Kedua, kata Chatib, Sri Mulyani bisa membuat indikator perekonomian Indonesia tetap baik meski ada penyesuaian dari sisi fiskal untuk menghadapi tekanan global. Chatib memuji capaian defisit 1,76 persen yang lebih rendah dari proyek pemerintah yaitu sebesar 2,19 persen. "Itu luar biasa sekali."

Lalu, kata Chatib, pertumbuhan ekonomi masih bisa dijaga di level 5,1 hingga 5,2 persen. Capaian ini, kata dia, jauh lebih baik dari apa yang dialaminya saat menjadi menteri di tahun 2013. Saat ini, pertumbuhan ekonomi terpaksa turun dari 6,1 persen menjadi 5,8 persen. "Defisit waktu itu juga gak bisa serendah ini, saya juga harus naikkan harga BBM untuk menjaga fiskal," ujarnya.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

4 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

13 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya