Charta Politika Sebut Pemilu 2019 Lebih Kaya Pembahasan Ekonomi

Kamis, 17 Januari 2019 14:25 WIB

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya saat menjelaskan hasil Survei Charta Politika di Pilkada Jawa Barat. Survei ini menunjukkan pasangan Ridwan dan Uu Rhuzanul (Rindu) mendapatkan perolehan suara tertinggi sebesar 37,3 persen. Sementara pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi atau Duo DM kalah tipis di angka 34,5 persen. Restoran Es Teler 77, Jakarta Selatan pada Kamis, 7 Juni 2018. Dewi Nurita/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyebut ada perbedaan kualitas pembahasan ekonomi dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2019 ketimbang sebelumnya pada 2014. Meskipun kandidat presiden yang bertarung pada dua pemilu tersebut masih sama, yakni Presiden Joko Widodo atau Jokowi melawan sang penantang, Prabowo Subianto.

BACA: Dewan Pers: Banyak Media Tak Berimbang dalam Pemberitaan Pemilu

"Pemilu ini akan lebih berkualitas dalam bahasan ekonomi karena kali ini temanya berbeda," ujar Yunarto di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019.

Pada 2014 lalu, ujar Yunarto, Jokowi dan Prabowo aalah pendatang baru yang berlaga di pemilihan presiden. Sehingga, saat itu tema yang dikedepankan adalah personal branding dua kandidat. "Jadi serangannya terhadap pribadi calon, seperti isu komunis, PKI, atau penculik aktivis, dan sangat minim perdebatan soal kebijakan," tutur dia.

Sementara, pada pemilu kali ini, tema yang diangkat adalah menguji dan mengevaluasi kebijakan inkumben. Artinya, kalau inkumben dianggap bagus maka berpeluang terpilih kembali, sementara kalau dinilai jelek, sang inkumben tidak bakal terpilih lagi.

Advertising
Advertising

"Sehingga kalau ada serangan negatif campaign itu masih bisa dipertanggungjawabkan dan mulai masuk ke kebijakan ekonomi," kata Yunarto. "Misalnya masuk ke topik-topik berkualitas seperti rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto, garis kemiskinan, sampai yang kurang berkualitas seperti tempe setipis ATM."

Yang terpenting, dalam pemilu kali ini kedua belah kubu, menurut Yunarto, akan lebih banyak berbicara sial kebijakan ekonomi dan mengevaluasi kebijakan. Oleh karena itu, ia merasa pemilu kali ini akan lebih kaya dan berguna terhadap pelaku ekonomi dan masyarakat umum. "Saya percaya akan ada peningkatan kualitas termasuk soal wacana-wacana perdebatan yang akan muncul pada debat resmi atau masa kampanye yang panjang," ujar dia.

Kendati demikian, Yunarto Wijaya menyebut pelaku pasar mengambil posisi wait and see lebih lama pada Pemilihan Umum 2019 ketimbang pada perhelatan serupa periode-periode sebelumnya. Perilaku pasar tersebut disebabkan oleh masa kampanye yang lebih lama pada perhelatan kali ini ketimbang sebelumnya.

"Karena kali ini masa kampanye terlama, hingga enam bulan," ujar Yunarto. Masa Kampanye Pemilu 2019 dimulai pada 23 September 2018 hingga 13 April 2019. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, masa kampanye tidak selama itu lantaran terbagi dua pemilihan umum, yaitu Pemilihan Legislator dan Pemilihan Presiden.

Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi menyebut respons pasar nantinya akan ditentukan oleh visi dan misi para kandidat tentang perekonomian. Sebab, dua hal tersebutlah yang akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung kepada perkembangan pasar. "Apakah akan sama atau berbeda akan kita lihat, termasuk bagaimana jalannya dan bagaimana rencananya akan kita perhatikan," kata dia.

Baca berita tentang Pemilu 2019 lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

19 jam lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

2 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

5 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

5 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

5 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

5 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

6 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

7 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya