Tren Pendanaan Modal Ventura Lebih Minati Perusahaan Teknologi

Kamis, 17 Januari 2019 08:15 WIB

Mengangkat tema 'Menerobos Batas', Bukalapak merayakan ulang tahun ke-9 yang digelar di Jakarta Convention Center dan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. (dok Bukalapak)

TEMPO.CO, Jakarta - Ekosistem pendanaan perusahaan teknologi mulai mengalami berubah. Perubahan ini seiring dengan tren Venture Capital (VC) atau modal ventura yang cenderung menyuntikkan dana lanjutan dengan nominal besar ke perusahaan teknologi ketimbang memberikan dana awal pada tahap rintisan.

Simak: Bank BCA Bentuk Modal Ventura

Edward Ismawan Chamdani, Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Start Up Indonesia (Amvesindo) menjelaskan, VC (Venture Capital) besar kini lebih focus menggarap perusahaan teknologi yang sudah lebih matang, dengan memberikan pendanaan seri B dan C karena gaung pemberitaan yang lebih menarik.Selain itu, semakin besar modal yang dikucurkan, semakin besar pula management fee yang diperoleh oleh VC (Venture Capital).

“Dulu kan 2011-2012 begitu ada investasi kecil saja pengumumannya ke mana-mana. Sekarang buat mereka investasi yang kecil sudah kurang menarik karena makin besar komitmen investor makin besar management fee, makin menarik buat mereka,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu 16 Januari 2019.

Dia melanjutkan, dengan demikian persaingan para perusahaan teknologi rintisan untuk mendapatkan pendanaan melalui VC akan semakin sengit. Menurutnya, perusahaan rintisan sebaiknya fokus mendapatkan pendanaan dari angel investor, maupun melalui wadah semacam incubator perusahaan rintisan yang menawarkan pendanaan dan pelatihan.

Advertising
Advertising

Meski demikian, dia menjelaskan para perusahaan rintisan tak perlu khawatir. Pasalnya, saat ini berkembang berbagai macam alternatif pendanaan baik yang bersumber dari APBN maupun dari modal masyarakat.

Dia mencontohkan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Kementerian Perindustrian kini memiliki anggaran untuk mendanai perusahaan rintisan. Selain itu, kini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebut telah menyetujui regulasi yang memungkinkan pendanan perusahaan rintisan melalui crowdfunding. Dengan sistem tersebut, nantinya masyarakat umum dapat berpartisipasi untuk membeli saham perusahaan rintisan, dan memperdagangkannya melalui pasar sekunder yang akan dibentuk secara khusus.

“Tujuannya menyasar medium dan high investor sampai investor ritel. Yang seperti ini akan menjadi tren ke depannya,” ujarnya.

Seperti diberitakan, Bukalapak pada awal tahun ini mendapatkan pendanaan baru dari investor asal Korea Selatan Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund yang nilainya ditaksir mencapai USD 50 juta.

Jikwang Chung , Head of New Growth Investment Mirae Asset Capital menjelaskan, investasi kali ini merupakan bentuk kerjasama Co-Investment Fund antara perusahaan finansial dan salah satu perusahaan teknologi yang sedang berkembang sangat pesat di Asia Tenggara yang juga memiliki karakteristik kuat.

“Melalui beragam kolaborasi strategis, kami akan mendukung Bukalapak agar dapat terus berkembang,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu 16 Januari 2019.Tren

Informasi dari Reuters menyebut nilai investasi yang dikucurkan itu ditaksir mencapai USD50 juta. Adapun hingga saat ini, investor asal China yang terafiliasi dengan Alibaba Group, Ant Financial Services Group dan investor asal Singapura , GIC (Government of Singapore Investment Corporation), serta investor asal Indonesia Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) masih menjadi pemegang saham mayoritas di Bukalapak.

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

6 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

7 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

8 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

31 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

34 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

34 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

34 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

39 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

44 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

48 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri