Sri Mulyani Paparkan Skema KPBU di Singapura Gaet Investor Global

Kamis, 17 Januari 2019 06:30 WIB

Sri Mulyani Indrawati. Instagram.com/@smindrawati

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia memerlukan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Tujuannya untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan penyediaan layanan publik yang lebih baik.

BACA: Sri Mulyani Dianggap Layak Jadi Presiden Bank Dunia, Ini Kata Kemenkeu

Keterlibatan sektor swasta baik dalam maupun luar negeri, kata dia, diperlukan untuk menciptakan pembangunan infrastruktur yang lebih baik dan inovasi layanan. "Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN, dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030, oleh karena itu kita membutuhkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan," kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 Januari 2019.

Hal itu dia sampaikan dalam High Level Signature Event, yaitu Indonesia PPP Day dengan tajuk Beyond Boundaries: Indonesia as a Global PPP Investment Destination di Singapura. Acara itu diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Pemerintah Kanada dan Bank Dunia. Hadir sebagai narasumber pada acara tersebut, selain Sri Mulyani, juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Sri Mulyani mengatakan untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan, pemerintah memperkenalkan skema PPP atau KPBU agar pihak swasta dapat berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur. Partisipasi swasta tersebut berdasarkan prinsip alokasi optimal terhadap risiko.

Untuk mendukung skema ini, Kemenkeu memberikan berbagai fasilitas dan dukungan berupa project development facility, viability gap fund, dan infrastructure guarantee. Kemenkeu juga memperkenalkan konsep availability payment (AP) sebagai skema return on investment pada proyek yang didanai oleh PPP.

Advertising
Advertising

AP adalah pembayaran yang dilakukan secara periodik kepada badan usaha yang menyediakan infrastruktur. Pembayaran tersebut dilakukan apabila kualitas yang diberikan oleh badan usaha sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam perjanjian PPP. Selain itu, pemerintah juga mendirikan Special Mission Vehicles (SMV) yang terdiri atas PT Sarana Multi Infrastruktur, PT Indonesia Infrastructure Finance, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, dan Lembaga Manajemen Aset Negara untuk mendukung skema PPP.

Country Director Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves mengungkapkan bahwa sebagai negara berkembang dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara tujuan investasi yang menjanjikan.

Peluang berinvestasi di Indonesia patut diperhitungkan mengingat semakin baiknya iklim investasi di Indonesia, yang ditandai oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang kuat, rata-rata 5 persen per tahun dari 2015 hinga 2017, fundamental ekonomi yang baik dan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter yang solid, pertumbuhan penerimaan pajak yang tinggi, surat utang Indonesia yang berada pada level investment grade; serta lelang surat utang negara terbaru yang selalu oversubscribed rata-rata hingga 2,5 kali.

<!--more-->

Sementara, Duta Besar Kanada untuk Indonesia Peter MacArthur menyatakan bahwa Indonesia mempunyai anggaran yang kuat dan sehat. Menurut dia investor dari Kanada juga tertarik untuk melakukan investasi pembangunan infrastruktur di Indonesia. Selain dari Kanada, terdapat 100 calon investor lain yang tertarik untuk berinvestasi melalui skema KPBU yang diusung Pemerintah.

PPP atau KPBU menurut Bank Dunia adalah kontrak antara Pemerintah dengan pihak swasta dalam penyediaan aset atau layanan publik. Dalam kontrak tersebut pihak swasta menerima remunerasi karena menanggung resiko yang signifikan dan bertanggung jawab atas manajemen aset atau layanan publik yang diberikan.

Sementara itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2015, KPBU adalah kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastuktur untuk kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan risiko diantara para pihak.

Simak berita tentang Sri Mulyani hanya di Tempo.co

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

6 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

13 jam lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

20 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

1 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya