Bos Garuda Jelaskan Persoalan di Balik Mahalnya Tiket Pesawat

Selasa, 15 Januari 2019 21:02 WIB

Acara Garuda Indonesia Travel Fair 2018 yang bermitra dengan Bank Mandiri ini digelar sepanjang 5-7 Oktober 2018. Ajang ini menawarkan sejumlah promo atau diskon menarik bagi para nasabah dalam penjualan tiket pesawat. (https://www.mandirikartukredit.com/gatf2018)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Indonesia National Air Carrier Association (INACA) sekaligus Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra menjelaskan persoalan di balik tingginya tarif tiket pesawat beberapa waktu ke belakang. Ia menyebut komponen biaya operasional penerbangan belakangan juga cukup tinggi.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Faisal Basri: Karena Tarif Bawah Diatur

"Pembayaran komponen cost dalam dolar Amerika Serikat, sementara kurs berfluktuasi, komoditas juga harganya berfluktuasi," ujar dia di Penang Bistro, Jakarta, Selasa, 15 Januari 2019.

Salah satu komponen pembentuk ongkos penerbangan, ujar Ari, adalah bahan bakar pesawat, avtur. Belakangan, harga avtur sempat melambung di pasar. Padahal, bahan bakar menyumbang 40-45 persen dalam komponen pembentuk ongkos.

Komponen lainnya adalah leasing pesawat sebesar 20 persen. Persoalannya, saat ini maskapai tidak punya banyak pilihan terkait leasing ini. Perusahaan leasing didominasi oleh Amerika Serikat dan Eropa. "Baru-baru ini Cina dan Jepang menyuplai dengan competitiveness suku bunga lebih rendah, tapi aksesibilitas mereka tidak seperti AS dan Eropa," ujar dia.

Setelah itu, Ari menyebut komponen pembentuk ongkos penerbangan lainnya adalah perawatan pesawat alias maintenance sebesar 10 persen. Dalam hal maintenance, maskapai sangat bergantung kepada dua perusahaan besar Airbus dan Boeing lantaran yang memiliki lisensi. "Jadi ini pasar oligopoli, kami tergantung kepada fluktuasi airbus dan boeing."

Sementara komponen lainnya yang membentuk harga adalah gaji pegawai sebesar 10 persen. "Pegawai ini adalah masyarakat Indonesia yang perlu makan jadi masuk dalam komponen," ujar Ari. Sisanya adalah komponen-komponen lain yang relatif lebih kecil kontribusinya.

Dari biaya penerbangan itu, maskapai mengambil margin keuntungan di kisaran 1-3 persen. Margin 3 persen diperoleh bila penerbangan dipatok di kisaran tarif batas atas. Adapun tarif batas atas Indonesia, menurut Ari, belum naik lagi sejak 2016 lantaran memperhatikan daya beli masyarakat.

Dampaknya, Ari menceritakan bahwa Garuda Indonesia tetap didera kerugian meski telah memasang harga sesuai dengan tarif batas atas. Untuk itu, dia mengatakan perseroan mesti memikirkan pemasukan lain di luar tiket pesawat. "Sekarang diminta turun, kalau kami menurunkan gaji pilot pasti didemo lagi," ujar dia. "Tapi sekarang kami berinisiatif menurunkan tarif penerbangan meski cost enggak turun."

Berita terkait

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

22 jam lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

1 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

1 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

3 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

4 hari lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

6 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

7 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

7 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya