Dikritik Faisal Basri, Mendag Sebut Alasan Ngotot Impor Gula

Kamis, 10 Januari 2019 14:35 WIB

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memantau harga bawang dan cabai yang tetap stabil saat sidak di Pasar Astanaanyar, Bandung, Jumat, 1 Juni 2018. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Menanggapi kritik ekonom dari Universitas Indonesia Faisal Basri yang dilontarkan pada hari Senin lalu, akhirnya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita angkat bicara. Ia mengatakan keputusan impor gula diambil pemerintah karena produksi gula dalam negeri selama ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan industri.

Baca: Faisal Basri Kritik Impor Gula Melonjak Menjelang Pilpres

"Membaca twit dari orang ya? Jadi begini, saya sampaikan kita impor berdasarkan kebutuhan," kata Enggartiasto di kantornya, Kamis, 10 Januari 2019. "Produksi gula dalam negeri tidak mampu mencukupi kebutuhan baik konsumsi, apalagi industri."

Enggartiasto menjelaskan pertimbangan pemerintah melakukan impor gula terutama dari ketidaksesuaian kebutuhan dan pasokan itu. Selain itu, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa dari pasokan gula yang ada di lapangan ternyata tak semuanya sesuai dengan kebutuhan.

"Coca Cola tidak mungkin mau terima hasil gula yang diproduksi gula tebu dalam negeri yang ISUMSA-nya tinggi. ICUMSA gula di Indonesia tertinggi di dunia, yang warna coklat itu," ujar Enggartiasto.

Advertising
Advertising

Tidak hanya perusahaan internasional, menurut Enggartiasto, gula produksi dalam negeri tidak bisa diterima industri domestik. "Dodol Garut gampang bulukan kalau pakai yang itu (gula produksi dalam negeri), kalau kata pabrik Dodol Garut," ujarnya.

Enggartiasto juga mengatakan volume gula yang dibutuhkan industri juga mengalami tren kenaikan. Ia mencontohkan perusahaan seperti Mayora, Wings, dan Indofood yang kebutuhan gulanya meningkat. "Dia pakai gula apa? Kalau pakai gula domestik, pasti dia pakai, tapi persoalannya gula domestik tidak sesuai dengan kriteria industri itu sendiri," kata dia.

Dalam hitungannya, kata Enggartiasto, kebutuhan gula untuk industri mencapai 2,8 juta ton pada tahun 2019. Angka itu turun dibandingkan tahun 2018 sebanyak 3,6 juta ton. Adapun produksi gula dalam dalam negeri hanya 2,1 juta ton setahun. "Untuk konsumsi sedang dihitung karena kalau dalam neraca. Tapi proyeksi selalu lebih besar dari realisasi. Untuk pangan jangan pernah kita bertaruh untuk produk," ujarnya.

Sebelumnya, Faisal Basri mengkritik besarnya impor gula yang dilakukan dua tahun belakangan ini. "Menjelang pemilu, tiba-tiba Indonesia menjadi pengimpor gula terbesar di Dunia. Praktek rente gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit perdagangan," ujar FaisalBasri seperti dikutip dari cuitan di Twitter-nya @FaisalBasri , Selasa, 8 Januari 2019.

Melalui cuitannya itu, Faisal Basri juga mengunggah infografik berupa grafik batang berjudul "Principal Sugar Importing Countries in 2017/2018" yang bersumber dari Statista. Cuitan yang berkembang viral itu hingga kini menuai 334 komentar, disukai oleh 3.500 orang dan di-retweet hingga 3.100 kali.

Dari grafik batang itu terlihat sepanjang tahun 2017-2018, Indonesia mengimpor gula hingga 4,45 juta ton. Volume impor gula ini tertinggi dibanding Cina (4,2 juta ton), Amerika Serikat (3,11 juta ton), Uni Emirat Arab (2,94 juta ton), Bangladesh (2,67 juta ton), dan Aljazair (2,27 juta ton). Volume gula yang diimpor Indonesia itu juga melampaui negara seperti Malaysia (2,02 juta), Nigeria (1,87 juta ton), Korea Selatan (1,73 juta ton), dan Arab Saudi (1,4 juta ton).

Baca: Faisal Basri Sebut Rupiah Menguat Karena Banyaknya Utang

Tak hanya mengkritik soal volume impor, Faisal Basri juga mempersoalnya tingginya harga eceran gula di Indonesia selama Januari 2017 hingga November 2018. "Harga eceran gula di Indonesia 2,4 hingga 3,4 kali lebih mahal dari harga gula Dunia selama Januari 2017 sampai November 2018. Impor gula rafinasi membanjir. Pemburu rente meraup triliunan rupiah. Mengapa semua diam?" cuit Faisal, Senin, 7 Januari 2019.

Berita terkait

Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

2 hari lalu

Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

DHL buka suara perihal viralnya kasus bea masuk jumbo yang dikenakan untuk sepasang sepatu impor.

Baca Selengkapnya

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

2 hari lalu

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

Ditjen Bea Cukai menanggapi pemberitaan penetapan bea masuk untuk produk sepatu impor yang dibeli oleh konsumen sebesar Rp 31,8 juta.

Baca Selengkapnya

Unpad Buka Suara Soal Mahasiwa Penerima Beasiswa KIP-K Bergaya Hidup Mewah

2 hari lalu

Unpad Buka Suara Soal Mahasiwa Penerima Beasiswa KIP-K Bergaya Hidup Mewah

Pihak Unpad buka suara soal kabar viral tentang mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah yang diduga pamer kemewahan di akun medsos.

Baca Selengkapnya

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

8 hari lalu

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.

Baca Selengkapnya

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

10 hari lalu

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.

Baca Selengkapnya

VIral Tabrak Lari di Bekasi, Pengemudi Yaris Panik Diteriaki Warga Usai Serempetan hingga Tabrak Belasan Kendaraan

10 hari lalu

VIral Tabrak Lari di Bekasi, Pengemudi Yaris Panik Diteriaki Warga Usai Serempetan hingga Tabrak Belasan Kendaraan

Polres Metro Bekasi Kota menyatakan, total ada 2 mobil dan 11 sepeda motor yang menjadi korban tabrak lari akibat pengemudi panik diteriaki warga.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

Yusuf Wibisono turut mengkritik menteri Muhadjir Effendy yang mengklaim tidak ada pengaruh bansos terhadap perolehan suara Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

11 hari lalu

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

Yusuf Wibisono menilai pendapat ketiga menteri di hadapan majelis hakim MK mengecewakan publik.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

13 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

13 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya