Menteri Darmin Akan Sisir Masalah yang Menghambat Ekspor

Selasa, 8 Januari 2019 16:13 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani setelah membuka perdagangan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 2 Januari 2019. Tempo/Caesar Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berujar pemerintah bakal menyisir hal-hal yang menghambat dan mempersulit ekspor. Selain itu, pemerintah juga mengkaji langkah untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.

Simak: Darmin Nasution Lantik Tiga Pimpinan Badan Pengusahaan Batam

"Kita telusuri apalagi yang harus dibenahi agar mengekspor mudah. Tidak perlu ada hal yang tidak wajib tapi dibebankan," ujar Darmin di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa, 8 Januari 2019.

Sebagai contohnya, Darmin mengatakan ke depan perlu ada perusahaan surveyor untuk memastikan kualitas dan kuantitas produk yang akan diekspor. Sehingga, persoalan pemeriksaan kualitas nantinya bisa selesai hanya di pabrik saja.

"Jangan lah mau ekspor lalu lalu perlu diaudit lagi, selesaikan saja di pabriknya kalau sudah ada standarnya, jangan diulang-ulang," ujar Darmin. Hal tersebut, menurut Darmin bisa mengurangi beban ekspor. "Kelihatan sederhana tapi membebani juga."

Advertising
Advertising

Darmin mengatakan selama ini dalam urusan ekspor impor pemerintah tidak pernah mengotak-atik urusan ekspor. Pemerintah lebih banyak membenahi perkara impor. "Sekarang, kami dapati bahwa ini ternyata tidak benar, karena kalau itu (ekspor) diselesaikan bisa menjadi solusi jangka pendek untuk mendorong ekspor," kata dia.

Indonesia memang tengah dihadapkan dengan persoalan pertumbuhan ekspor yang tidak setinggi pertumbuhan impor. Hal ini menjadi salah satu penyebab melebarnya defisit transaksi berjalan Indonesia pada tahun lalu.

Untuk memacu ekspor, Darmin juga menyebut pentingnya Indonesia merancang industri. Ia menilai Indonesia belum bisa merespons peluang saat nilai rupiah mengalami tekanan tahun lalu. Padahal, depresiasi rupiah dapat menjadi peluang bagus bagi ekspor Indonesia.

"Industrinya belum mencapai kinerja cukup baik untuk merespons," kata Darmin. "Mestinya begitu ada kesempatan ekspor, dia ekspor."

Sebelumnya pemerintah menyatakan akan memberikan insentif lima sektor industri yang memiliki kontribusi terbesar dalam produk domestik bruto (PDB) nasional dan ekspor pada tahun depan. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap genjotan industri pengolahan ini dapat memperbaiki neraca perdagangan yang masih defisit sebesar US$ 7,5 miliar hingga November lalu.

CAESAR AKBAR | LARISSA HUDA

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

6 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

7 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

7 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

7 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Bos Freeport Sebut Progres Proyek Smelter Gresik Sudah Capai 94 Persen

18 hari lalu

Bos Freeport Sebut Progres Proyek Smelter Gresik Sudah Capai 94 Persen

Dirut PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkap progres proyek smelter tembaga di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik.

Baca Selengkapnya