Banyak Faktor Penyebab Dolar Amerika Terus Menguat di 2019

Rabu, 2 Januari 2019 07:13 WIB

Petugas tengah memindahkan uang rupiah ke dalam Cash Center Bank Mandiri, 2 Maret 2018. Di pasar spot, pergerakan nilai tukar rupiah terpantau melemah 17 poin atau 0,12% ke level Rp13.765 per dolar AS pada pukul 10.20 WIb. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Dolar Amerika Serikat anjlok di hadapan mata uang utama setelah kemunculan optimisme pada perkembangan hubungan perdagangan antara AS dan China. Namun, greenback masih dalam jalurnya untuk mencatatkan kinerja tahunan terkuat dalam 3 tahun terakhir.

BACA: Kurs Rupiah Melemah ke 14.599 per Dolar AS Usai Libur Natal

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sejumlah mata uang utama, tercatat turun 0,25% pada perdagangan Selasa 1 Januari 2019, menjadi 95,92 poin.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan bahwa meredanya tensi perang dagang dan kondisi politik di AS setelah adanya government shutdown masih memengaruhi kondisi psikologis pelaku pasar.

“Selain itu, sentimen lain datang dari harga minyak mentah dunia yang masih berada di bawah level US$50 per barel,” ungkapnya, dikutip dalam riset, Selasa 1 Januari 2019.

Advertising
Advertising

Kepala strategi forex di Scotiabank Toronto Shaun Osborne mengatakan bahwa dolar AS mengakhiri tahun dengan pelemahan bersama dengan pasar saham global yang sepi lantaran beberapa sudah menutup perdagangan sebelum akhir tahun.

Ekuitas di seluruh dunia pada penutupan 2018 yang melambung, dinilai sejumlah investor sebagai petunjuk perkembangan hubungan dagang antara AS dan China yang sepanjang 2018 telah membawa kerugian hampir di seluruh pasar global.

Sentimen risiko sedikit mereda ketika Trump mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan diskusi yang cukup baik dengan Presiden China Xi Jinping untuk membicarakan perdagangan dan mengklaim adanya “perkembangan besar”.

Kedua negara telah terlibat dalam perang dagang sepanjang 2018, menggemparkan pasar finansial dunia karena aksi saling balas tarif yang mengganggu alur perdagangan barang konsumsi bernilai miliaran dolar AS dari kedua negara.

Pelemahan dolar AS itu juga kemudian memberikan keuntungan pada nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan pada penutupan perdagangan Senin (31/12).

Pada penutupan perdagangan Senin (31/12) menjelang libur tahun baru, rupiah menguat tajam 178 poin atau 1,23% di level Rp14.390 per dolar AS. Sepanjang 2018 berjalan, mata uang Garuda mencatatkan pelemahan 6,48% di hadapan dolar AS.

Martin Singgih, analis SeputarForex memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak dikisaran Rp14.400 – Rp14.650 selama sepekan ke depan. Pergerakan rupiah selanjutnya akan menantikan perilisan data nonfarm payroll (NFP) AS Desember, dan data PMI, serta CPI Indonesia pada 2 Januari.

Pada penutupan di akhir transaksi 2018, kurs dolar berada di posisi terkuat sejak tahun 2016 yang berada di level kisaran Rp 13.900.

BACA: Ekonomi AS Melesu, Rupiah Menguat ke 14.564 per Dolar AS

Dengan dolar AS yang menutup tahun di posisi yang relatif kuat, nilainya yang dianggap mahal, pasar ekuitas yang lesu, peluang kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS sepanjang tahun ini masih akan menjadi faktor penekan laju penguatan dolar AS.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

8 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

10 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

10 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

11 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

11 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

12 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat, Dipengaruhi Putusan MK

12 hari lalu

Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat, Dipengaruhi Putusan MK

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini diprediksi bakal menguat. Masih dipengaruhi oleh sentimen putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel dan Putusan MK Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah

12 hari lalu

Konflik Iran-Israel dan Putusan MK Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Konflik Iran-Israel dan putusan Mahkamah Konstitusi berpengaruh pada nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya