TEMPO.CO, Jakarta - Di hari pertama usai libur Natal tercatat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka dengan depresiasi 46 poin atau 0,32 persen di level Rp 14.599 per dolar AS.
Baca: 2019, Nilai Tukar Rupiah Masih Banyak Bergantung Ekonomi Global
Pergerakan nilai tukar rupiah kemudian terpantau melemah 51 poin atau 0,35 persen ke level Rp 14.604 per dolar AS pada pukul 08.15 WIB. Sementara pada perdagangan terakhir menjelang libur Natal, Jumat pekan lalu, nilai tukar rupiah ditutup melemah 80 poin atau 0,55 persen di level Rp 14.553 per dolar AS.
Pelemahan rupiah ditekan oleh indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, pagi ini terpantau lanjut menguat 0,07 persen atau 0,064 poin ke level 96,645 pada pukul 08.08 WIB. Pergerakan indeks dolar AS sebelumnya dibuka cenderung flat di level 96,584, setelah pada perdagangan Selasa kemarin berakhir naik tipis 0,03 persen atau 0,028 poin di posisi 96,581.
Sebelumnya Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah memperkirakan kurs rupiah di 2019 akan banyak bergantung pada kondisi perekonomian global. Kondisi ekonomi global tahun depan diproyeksikan tak akan seburuk tahun ini yang banyak diwarnai gejolak, mulai dari ketegangan perang dagang AS-Cina, hingga kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) yang agresif.
“The Fed kemungkinan menaikkan suku bunga hanya dua kali, tidak segencar tahun ini, dan perang dagang sedikit berkurang karena adanya kesepakatan penangguhan sementara, tapi tetap harus diwaspadai karena gejolaknya begitu dinamis, bisa jadi harapan palsu,” ujar Piter, kepada Tempo, Selasa 18 Desember 2018.
Sementara itu, Piter berujar dari sisi domestik, Indonesia memulai 2019 dengan modal yang kurang baik, yaitu diwarnai pelebaran defisit neraca transaksi berjalan (CAD). Untuk menutup defisit yang utamanya bersumber dari neraca perdagangan itu, Indonesia harus mengoptimalkan kinerja neraca modal dengan menarik investor portofolio masuk ke pasar keuangan dalam negeri.
Baca: Kemenko Maritim: Jika Menambah Utang Saja, Rupiah Justru Melemah
“Maka itu harus waspada kalau kondisi global tak sesuai prediksi, neraca modal nanti tak mampu menutup CAD, jadi kita akan benar-benar kekurangan suplai dolar, dan berpotensi menekan kurs rupiah,” ucapnya.
BISNIS